Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Baru Menikah? Selamat! Sekarang, Mari Bicara Uang Tanpa Perang

10 Agustus 2025   05:00 Diperbarui: 9 Agustus 2025   18:36 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada dua momen "sah" dalam sebuah pernikahan. Momen pertama adalah saat ijab kabul atau pemberkatan, di mana dua hati resmi bersatu di hadapan Tuhan dan hukum. Udara dipenuhi haru, bunga-bunga bertebaran, dan masa depan terasa secerah unggahan foto honeymoon di media sosial.

Lalu, ada momen "sah" yang kedua. Momen ini biasanya terjadi beberapa minggu atau bulan setelahnya, di sebuah malam yang hening di meja makan. Ketika salah satu dari kalian memberanikan diri bertanya, 

"Sayang, ngomong-ngomong... gaji kamu sebenarnya berapa, sih?"

Jujur saja, obrolan ini bisa terasa lebih canggung daripada pertemuan pertama dengan calon mertua. Topik uang sering kali menjadi "gajah di dalam ruangan", besar, terlihat, tapi semua orang takut untuk menyinggungnya. Tapi percayalah, momen inilah yang menjadi gerbang sesungguhnya menuju kehidupan bersama. Membicarakan uang bukan soal hitung-hitungan untung rugi. Ini adalah langkah pertama untuk membangun sebuah tim, merancang peta impian, dan memastikan kapal rumah tangga kalian tidak hanya berlayar dengan cinta, tetapi juga dengan bahan bakar yang cukup.

Artikel ini bukan untuk menggurui. Anggap saja ini sebagai GPS untuk kalian, pasangan hebat yang sedang memulai perjalanan finansial bersama. Mari kita pecah tantangan ini menjadi langkah-langkah yang seru dan bisa dilakukan sebagai sebuah tim.

Panduan keuangan pasangan baru. Kunci utamanya adalah komunikasi terbuka & tujuan bersama untuk membangun fondasi finansial yang solid. - Tiyarman Gulo

Langkah 1, Buka-bukaan Dulu, Bahagia Kemudian (Fondasi Paling Fundamental)

Sebelum membangun rumah, kalian butuh fondasi yang kokoh, kan? Dalam keuangan keluarga, fondasi itu adalah komunikasi yang jujur dan radikal. Lupakan gengsi atau rasa malu. Inilah saatnya untuk "telanjang finansial" di hadapan satu sama lain.

Sesi "Bongkar Dompet" yang Jujur

Duduklah bersama, siapkan minuman favorit kalian, dan anggap ini sebagai kencan spesial. Saatnya saling menunjukkan "peta keuangan" masing-masing. Bicarakan semuanya tanpa penghakiman.

  • Berapa pendapatan bersih bulanan?

  • Punya cicilan apa saja? (KPR, kendaraan, kartu kredit, pinjol?)

  • Apakah ada tanggungan untuk keluarga (orang tua atau adik)?

  • Bagaimana kebiasaan belanja selama ini? Apakah tim "hemat pangkal kaya" atau tim "self-reward setiap gajian"?

  • Keterbukaan ini adalah level tertinggi dari kepercayaan. Mengetahui semua ini di awal akan mencegah "bom waktu" finansial yang bisa meledak di kemudian hari.

Merancang Peta Impian Bersama

Setelah tahu titik awal kalian, saatnya menentukan tujuan. Mau ke mana kapal ini berlayar? Diskusi ini seharusnya menjadi bagian yang paling menyenangkan!

  • Jangka Pendek (1-3 tahun). Liburan ke Jepang? Beli mobil baru? Melunasi sisa utang pernikahan?

  • Jangka Menengah (3-7 tahun). Bayar DP rumah pertama? Mempersiapkan dana kelahiran anak?

  • Jangka Panjang (10+ tahun). Dana pendidikan anak sampai kuliah? Punya bisnis sendiri? Dana pensiun agar bisa keliling dunia di hari tua?

Tulis semua tujuan ini. Tempel di kulkas atau jadikan wallpaper ponsel. Tujuan yang jelas ini akan menjadi "bintang utara" kalian, kompas yang memberi motivasi setiap kali kalian tergoda untuk boros.

Langkah 2, Membuat Anggaran Anti-Ribet (Kompas Menuju Tujuan)

Kata "anggaran" atau "budgeting" mungkin terdengar membosankan dan mengekang. Ubah cara pandang kalian. Anggaran bukanlah penjara, melainkan alat pembebas. Ia memberi kalian kendali penuh atas uang kalian, bukan sebaliknya.

  1. Hitung Amunisi Kalian. Jumlahkan total pendapatan bersih kalian berdua. Inilah "amunisi" bulanan yang kalian miliki.

  2. Buat Pos Pengeluaran. Buat daftar semua pengeluaran. Prioritaskan dari yang paling penting.

    • Pos Wajib (Kebutuhan). Cicilan rumah/kontrakan, tagihan (listrik, air, internet), belanja bulanan, transportasi kerja, iuran lingkungan.

    • Pos Investasi Masa Depan. Tabungan, investasi, dana darurat, asuransi.

    • Pos Gaya Hidup (Keinginan). Makan di luar, nonton, langganan Netflix, ngopi kekinian, hobi.

  3. Gunakan Jurus Ampuh (Metode Budgeting). Jika bingung, coba metode populer 50/30/20.

    • 50% untuk Kebutuhan (Wajib). Semua pengeluaran yang membuat kalian tetap hidup dan berfungsi.

    • 20% untuk Masa Depan (Tabungan/Investasi). Ini adalah porsi untuk "kalian di masa depan". Bayar diri kalian sendiri terlebih dahulu!

    • 30% untuk Keinginan (Gaya Hidup). Ini adalah dana untuk "kewarasan". Kalian tetap boleh bersenang-senang!
      Metode ini fleksibel. Jika cicilan kalian besar, mungkin porsinya jadi 60/20/20. Kuncinya adalah sepakati bersama.

  4. Siapkan Ban Serep (Dana Darurat). Ini SANGAT PENTING. Dana darurat adalah dana "amit-amit". Untuk saat genting seperti (amit-amit) ada yang sakit, kehilangan pekerjaan, atau atap rumah bocor. Idealnya, siapkan 3-6 kali pengeluaran bulanan. Simpan di rekening terpisah yang mudah diakses tapi tidak mudah dipakai untuk jajan.

Langkah 3, Menjalankan Rencana Sebagai Tim (Eksekusi Harian)

Rencana terbaik sekalipun tidak akan ada gunanya tanpa eksekusi. Di sinilah kerja sama tim kalian diuji setiap hari.

Rekening Bersama, Terpisah, atau Hybrid?

Ini adalah perdebatan klasik. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, yang ada hanyalah yang cocok untuk kalian.

  • Opsi 1 (Satu untuk Semua). Semua pemasukan masuk ke satu rekening bersama. Semua pengeluaran keluar dari situ. Pro Transparansi maksimal. Kontra Butuh penyesuaian besar.

  • Opsi 2 (Milikmu Milikku, Kebutuhan Milik Kita). Masing-masing punya rekening pribadi, tapi ada satu rekening bersama untuk kebutuhan rumah tangga. Setiap bulan, kalian berdua mentransfer sejumlah uang yang disepakati ke rekening bersama ini. Pro Tetap ada otonomi finansial. Kontra Perlu disiplin untuk transfer.

Diskusikan mana yang membuat kalian paling nyaman.

Adakan "Financial Date Night"

Sebulan sekali, luangkan waktu untuk mengevaluasi keuangan bersama. Cek apakah pengeluaran sesuai anggaran. Adakah pos yang bengkak? Apakah target tabungan tercapai? Jadikan ini momen yang menyenangkan, bukan sidang. Sambil makan pizza, mungkin? Ini membantu kalian tetap di jalur yang benar dan mencari solusi jika ada masalah.

  • Manfaatkan Teknologi. Pusing mencatat manual? Manfaatkan puluhan aplikasi pengatur keuangan gratis di ponsel (seperti Money Lover, Finansialku, atau Money Manager). Aplikasi ini seperti asisten keuangan pribadi yang bisa melacak pengeluaran dan mengingatkan kalian jika sudah mendekati batas anggaran.

Rambu Peringatan, Jebakan Keuangan yang Harus Dihindari

Setiap perjalanan punya jebakannya. Kenali rambu-rambu ini agar kalian bisa menghindarinya.

  • Jebakan 1 Rahasia di Dalam Dompet. Menyembunyikan utang atau bonus dari pasangan adalah bom waktu. Kepercayaan adalah mata uang paling berharga dalam pernikahan.

  • Jebakan 2 Gengsi Post-Wedding. Merasa harus mempertahankan gaya hidup mewah "demi konten" atau gengsi adalah jalan pintas menuju kehancuran finansial. Fokus pada tujuan bersama, bukan penilaian orang lain.

  • Jebakan 3 "Nanti Saja" untuk Masa Depan. Mengabaikan dana pensiun atau dana pendidikan anak karena terasa masih lama adalah kesalahan fatal. Waktu adalah teman terbaik investor. Mulailah dari jumlah kecil, sekarang juga.

  • Jebakan 4 Ego Finansial. Merasa "ini uangku, jadi aku berhak" atau "gajiku lebih besar, jadi keputusanku yang utama" akan merusak kerja sama tim. Dalam pernikahan, uang adalah milik "kita".

Membangun Istana Impian, Satu Anggaran pada Satu Waktu

Mengatur keuangan bersama pasangan pada awalnya mungkin terasa seperti belajar bahasa baru. Akan ada kesalahan, akan ada kesalahpahaman, dan itu semua sangat normal.

Kuncinya adalah jangan pernah berhenti berkomunikasi. Teruslah melihat ini sebagai sebuah petualangan seru yang kalian jalani bersama. Setiap rupiah yang berhasil kalian tabung, setiap tujuan kecil yang tercapai, adalah sebuah batu bata yang kalian letakkan untuk membangun istana impian kalian di masa depan.

Jadi, tarik napas dalam-dalam, genggam tangan pasanganmu, dan mulailah obrolan itu. Selamat membangun fondasi finansial yang kokoh, dan yang terpenting, selamat menikmati setiap prosesnya sebagai sebuah tim yang tak terkalahkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun