Ada dua momen "sah" dalam sebuah pernikahan. Momen pertama adalah saat ijab kabul atau pemberkatan, di mana dua hati resmi bersatu di hadapan Tuhan dan hukum. Udara dipenuhi haru, bunga-bunga bertebaran, dan masa depan terasa secerah unggahan foto honeymoon di media sosial.
Lalu, ada momen "sah" yang kedua. Momen ini biasanya terjadi beberapa minggu atau bulan setelahnya, di sebuah malam yang hening di meja makan. Ketika salah satu dari kalian memberanikan diri bertanya,Â
"Sayang, ngomong-ngomong... gaji kamu sebenarnya berapa, sih?"
Jujur saja, obrolan ini bisa terasa lebih canggung daripada pertemuan pertama dengan calon mertua. Topik uang sering kali menjadi "gajah di dalam ruangan", besar, terlihat, tapi semua orang takut untuk menyinggungnya. Tapi percayalah, momen inilah yang menjadi gerbang sesungguhnya menuju kehidupan bersama. Membicarakan uang bukan soal hitung-hitungan untung rugi. Ini adalah langkah pertama untuk membangun sebuah tim, merancang peta impian, dan memastikan kapal rumah tangga kalian tidak hanya berlayar dengan cinta, tetapi juga dengan bahan bakar yang cukup.
Artikel ini bukan untuk menggurui. Anggap saja ini sebagai GPS untuk kalian, pasangan hebat yang sedang memulai perjalanan finansial bersama. Mari kita pecah tantangan ini menjadi langkah-langkah yang seru dan bisa dilakukan sebagai sebuah tim.
Panduan keuangan pasangan baru. Kunci utamanya adalah komunikasi terbuka & tujuan bersama untuk membangun fondasi finansial yang solid. - Tiyarman Gulo
Langkah 1, Buka-bukaan Dulu, Bahagia Kemudian (Fondasi Paling Fundamental)
Sebelum membangun rumah, kalian butuh fondasi yang kokoh, kan? Dalam keuangan keluarga, fondasi itu adalah komunikasi yang jujur dan radikal. Lupakan gengsi atau rasa malu. Inilah saatnya untuk "telanjang finansial" di hadapan satu sama lain.
Sesi "Bongkar Dompet" yang Jujur
Duduklah bersama, siapkan minuman favorit kalian, dan anggap ini sebagai kencan spesial. Saatnya saling menunjukkan "peta keuangan" masing-masing. Bicarakan semuanya tanpa penghakiman.
Berapa pendapatan bersih bulanan?
Punya cicilan apa saja? (KPR, kendaraan, kartu kredit, pinjol?)
Apakah ada tanggungan untuk keluarga (orang tua atau adik)?
Bagaimana kebiasaan belanja selama ini? Apakah tim "hemat pangkal kaya" atau tim "self-reward setiap gajian"?
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!