Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Drama Sanksi Lionel Messi di MLS

27 Juli 2025   10:39 Diperbarui: 27 Juli 2025   10:39 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lionel Messi kecewa mendapatkan sanksi larangan bermain setelah mangkir tanpa alasan di laga MLS All-Star Game 2025. ALEX GRIMM / AFP 

Apa jadinya jika seorang dewa dihukum karena melanggar aturan manusia? Pertanyaan ini mungkin terdengar seperti awal sebuah mitologi Yunani kuno. Namun, di era modern ini, kisah serupa benar-benar terjadi di atas rumput hijau Amerika Serikat. Sang dewa itu bernama Lionel Messi, dan 'aturan manusia' itu adalah regulasi kaku dari Major League Soccer (MLS).

Seorang pemain yang kedatangannya mengubah peta sepak bola sebuah benua, yang setiap sentuhan bolanya bernilai jutaan dolar, yang namanya menjadi mantra bagi jutaan penggemar, tiba-tiba harus duduk manis di bangku penonton bukan karena cedera, melainkan karena sebuah 'surat tilang' dari liga. Inilah drama yang baru saja mengguncang MLS, sebuah kisah yang membuktikan bahwa di Negeri Paman Sam, panggung sandiwara sekalipun memiliki aturan main yang tak bisa ditawar. Sebuah keputusan yang membuat kita semua bertanya-tanya, apakah ini ketegasan yang patut diacungi jempol, atau sebuah kekakuan yang merugikan?

Lionel Messi disanksi MLS karena mangkir dari laga All-Star. Keputusan ini membuktikan bahwa aturan liga berlaku untuk semua, bahkan untuk ikon terbesarnya. - Tiyarman Gulo

Panggung Gemerlap yang Ditinggalkan Sang Bintang Utama

Semua berawal dari sebuah acara tahunan yang menjadi ritual unik di olahraga Amerika, All-Star Game. Pada Rabu, 23 Juli 2025, para bintang terbaik MLS berkumpul di Q2 Stadium, Texas, untuk sebuah laga ekshibisi melawan para jagoan pilihan dari Liga Meksiko. Ini bukan pertandingan perebutan trofi bergengsi. Ini adalah sebuah pesta, sebuah perayaan, sebuah ajang pamer bagi liga untuk menunjukkan talenta-talenta terbaiknya.

Dua nama tentu saja paling ditunggu: Lionel Messi dan sahabat setianya, Jordi Alba. Mereka adalah magnet utama Inter Miami dan, sejujurnya, seluruh liga. Undangan pun dilayangkan. Namun, saat para bintang MLS berhasil menaklukkan Liga MX All-Stars dengan skor 3-1, dua kursi yang diperuntukkan bagi Messi dan Alba justru kosong melompong.

Keduanya mangkir. Tidak ada di lapangan, tidak ada di bangku cadangan, dan yang paling krusial, tidak ada izin resmi dari pihak liga atas ketidakhadiran mereka. Di belahan dunia lain, absen dari laga persahabatan mungkin hanya akan menjadi catatan kaki. Tapi tidak di sini. Di MLS, ini adalah sebuah pelanggaran serius.

Beranikah MLS Menghukum Ikonnya?

Seketika, jagat sepak bola Amerika terbelah menjadi dua. Di satu sisi, banyak yang skeptis. "Ah, mana mungkin MLS berani menghukum Messi?" begitu kira-kira suara mereka. Logikanya sederhana. Messi bukan sekadar pemain, ia adalah aset komersial terbesar dalam sejarah liga. Ia adalah alasan utama mengapa hak siar laku keras, tiket ludes terjual, dan jersey Inter Miami menjadi item fesyen global. Menghukum 'anak emas' seperti Messi ibarat menebang pohon uang di halaman sendiri. Bukankah liga akan memberinya perlakuan istimewa?

Namun, di sisi lain, suara yang menuntut keadilan bergemuruh tak kalah kencang. "Aturan harus ditegakkan untuk semua!" seru mereka. Jika pemain lain bisa dihukum karena pelanggaran yang sama, maka Messi pun harus diperlakukan setara di hadapan hukum. Mereka tidak mau liga mereka terlihat lemah dan pilih kasih hanya karena silau oleh status seorang megabintang.

Perdebatan ini semakin panas karena MLS punya preseden. Pada tahun 2018, superstar flamboyan lainnya, Zlatan Ibrahimovic, juga pernah melakukan hal serupa saat berseragam LA Galaxy. Ia mangkir dari All-Star Game, dan tanpa ampun, liga menjatuhkan sanksi larangan bermain satu pertandingan. Kenangan akan ketegasan pada Zlatan menjadi tolok ukur: apakah MLS akan konsisten, atau standar ganda akan berlaku untuk Sang Messiah?

Aturan Adalah Aturan

Setelah beberapa hari spekulasi yang membuat tegang para penggemar dan pengamat, MLS akhirnya angkat bicara pada Jumat, 25 Juli 2025. Keputusannya tegas, dingin, dan tanpa kompromi.

"Jordi Alba dan Lionel Messi dari Inter Miami CF tidak akan bermain dalam pertandingan melawan FC Cincinnati pada Sabtu, 26 Juli, karena ketidakhadiran mereka dalam pertandingan All-Star Major League Soccer pekan ini," begitu bunyi pernyataan resmi yang dirilis di laman liga.

Pernyataan itu melanjutkan dengan kalimat yang seolah menjadi sebuah manifesto ketegasan "Menurut aturan liga, setiap pemain yang tak berpartisipasi pada pertandingan All-Star tanpa persetujuan dari liga tidak berhak untuk bermain dalam partai klub berikutnya."

Selesai. Tidak ada ruang untuk negosiasi. Tidak ada pengecualian untuk seorang pemenang delapan Ballon d'Or. Kedudukan Messi dan Alba disamakan dengan Zlatan Ibrahimovic beberapa tahun sebelumnya. Raja terpaksa tunduk pada aturan.

Dampaknya pun langsung terasa menyakitkan bagi Inter Miami. Mereka harus kehilangan dua pilar utamanya dalam laga krusial melawan FC Cincinnati, sang pemuncak klasemen Wilayah Timur. Ironisnya, ini adalah laga balas dendam yang ditunggu-tunggu setelah The Herons (julukan Miami) dilibas 0-3 pada pertemuan sebelumnya. Misi balas dendam itu kini terasa jauh lebih berat tanpa kehadiran sang kapten dan jenderal lapangan tengahnya.

"Ini Tidak Adil!"

Jika liga sudah bersikap tegas, pihak klub tak tinggal diam. Pemilik Inter Miami, Jorge Mas, tampil ke depan dengan nada penuh kekecewaan dan frustrasi. Ia menjadi suara bagi Messi dan bagi klub yang merasa dirugikan oleh aturan yang dianggapnya kaku dan tidak masuk akal.

"Messi merasa kecewa dengan keputusan ini," ungkap Mas, seperti dikutip dari media AS. "Mereka ingin berkompetisi, ingin bermain. Keputusan untuk menangguhkan dia karena tidak menghadiri pertandingan ekshibisi sungguh tak bisa dimengerti."

Mas tidak berhenti di situ. Ia menyerang validitas aturan itu sendiri, menyoroti sebuah masalah yang lebih besar: kesejahteraan pemain di tengah jadwal yang menggila. Menurutnya, ada enam pertandingan MLS yang digelar kurang dari 48 jam setelah laga All-Star. Memaksa pemain untuk terbang dan bermain di laga ekshibisi di tengah jadwal sepadat itu adalah hal yang tidak benar.

"Saya tidak mengharapkan skors ini, tetapi aturan adalah aturan, dan Lionel diberitahu setelah latihan," lanjut Mas. "Aturan tidak jelas, ini tidak adil bagi para pemain. Kita perlu menemukan cara agar partai ekshibisi itu bisa berlangsung tanpa merugikan tim-tim MLS."

Pernyataan Jorge Mas membuka sebuah kotak pandora. Ini bukan lagi sekadar cerita tentang Messi yang mangkir, tapi sebuah kritik tajam terhadap sistem yang memaksa pemainnya seperti robot, bahkan untuk sebuah laga 'pesta' yang mengorbankan persiapan untuk pertandingan kompetitif yang sesungguhnya.

Sebuah Pernyataan, Bukan Sekadar Hukuman

Pada akhirnya, sanksi untuk Lionel Messi ini lebih dari sekadar larangan bermain satu laga. Ini adalah sebuah pernyataan budaya. MLS, dengan keputusannya ini, seolah ingin berkata kepada dunia: "Selamat datang di Amerika. Di sini, sistem dan aturan berada di atas individu, tak peduli seberapa besar nama Anda."

Ini adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, MLS menunjukkan integritas dan konsistensi yang luar biasa, sebuah sikap yang membangun respek dan membuktikan bahwa mereka bukan liga 'main-main' yang bisa diatur oleh seorang bintang. Namun di sisi lain, kritik Jorge Mas tentang kesejahteraan pemain dan relevansi All-Star Game di tengah jadwal neraka adalah poin yang sangat valid.

Kisah ini akan diingat bukan sebagai catatan pelanggaran kecil Lionel Messi, melainkan sebagai momen menentukan dalam perjalanannya di Amerika. Sebuah momen di mana sang dewa sepak bola diingatkan bahwa ia masih bermain di bumi, di sebuah liga dengan seperangkat aturan yang harus ia hormati. Dan bagi kita semua, ini adalah drama olahraga yang sangat menarik, sebuah bukti bahwa di balik gemerlapnya gol dan trofi, selalu ada cerita tentang manusia, aturan, dan benturan kepentingan yang membuatnya tak pernah membosankan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun