Seorang pemain yang seolah memiliki magnet dengan gawang. Pemain yang gerakannya mungkin tidak seindah penari balet, tapi entah bagaimana bola selalu berakhir di kakinya pada momen paling krusial. Pemain yang kerja kerasnya di lapangan membuatmu rela berteriak sampai serak. Di Liverpool, pemain itu bernama, Diogo Jota (RIP).
Kita bisa melihatnya sebagai pencetak gol ulung, seorang supersub yang mematikan, favorit para fans yang bahkan punya lagunya sendiri yang menggema di Anfield. "Oh, he wears the number 20..."
Di bawah fajar era baru yang dipimpin oleh arsitek asal Belanda, Arne Slot, peran Diogo Jota akan jauh melampaui itu semua. Ia bukan lagi sekadar opsi. Ia adalah prototipe, sebuah cetak biru berjalan dari pemain yang bisa menentukan apakah revolusi taktik ala Slot akan meledak menjadi mahakarya atau justru layu sebelum berkembang.
Mari kita bedah, mengapa pemain Portugal yang sering diremehkan ini justru memegang salah satu kunci terpenting untuk masa depan Liverpool.
Di era Arne Slot, fleksibilitas dan insting Diogo Jota menjadikannya 'pemain impian' yang krusial bagi kesuksesan taktik baru Liverpool. RIP Jota - Tiyarman Gulo
Membedah "Monster" Cerdas Bernama Diogo Jota
Untuk memahami pentingnya Jota, kita harus berhenti melihatnya hanya dari jumlah gol. Ya, statistiknya luar biasa, ia adalah salah satu finisher paling klinis di Eropa. Tapi "sihir" Jota terletak pada hal-hal yang tak terlihat di papan skor.
Pertama, insting predatornya. Jota memiliki apa yang disebut "kecerdasan chaos". Di tengah kemelut paling padat di kotak penalti, ia bisa menemukan ruang sekecil lubang jarum. Ia bukan menunggu bola datang, ia menjemput takdirnya. Ia adalah tipe pemain yang membuat bek lawan frustrasi karena selalu selangkah lebih cepat dalam berpikir.
Kedua, mesin pressing yang tak kenal lelah. Di era Jrgen Klopp, Jota adalah perwujudan sempurna dari gegenpressing. Ia akan mengejar bola seperti hidupnya bergantung pada hal itu. Mentalitas "pekerja" inilah yang membuatnya dicintai.Â
Ketiga, dan ini yang paling krusial, adalah fleksibilitas absolut. Tanyakan padanya untuk bermain sebagai penyerang sayap kiri, ia bisa. Geser ke kanan, ia siap. Butuh seorang nomor 9 palsu yang turun menjemput bola, ia mampu. Suruh jadi ujung tombak murni, ia akan meneror gawang. Kemampuan bermain di tiga hingga empat posisi berbeda dengan kualitas yang nyaris sama adalah sebuah kemewahan langka.
Apa yang Diinginkan Arne Slot?
Sekarang, mari kita lihat sang nakhoda, Arne Slot. Apa yang ia bawa dari Feyenoord ke Anfield? Slot dikenal dengan filosofi sepak bola yang sangat proaktif, menyerang, dan menuntut kecerdasan tinggi dari para pemainnya.
Sistemnya sering kali cair, bisa berubah dari 4-3-3 menjadi 4-2-3-1 di tengah permainan. Ia suka pemain sayapnya menusuk ke dalam (inverted winger) untuk membuka ruang bagi bek sayap yang naik. Ia ingin para pemain depannya terus bergerak, bertukar posisi, dan menciptakan kebingungan bagi pertahanan lawan. Singkatnya, ia tidak suka sepak bola yang statis. Ia ingin orkestra yang setiap musisinya bisa memainkan beberapa alat musik.
Terdengar familiar?
