Mohon tunggu...
Nurmalinda Pratiwi
Nurmalinda Pratiwi Mohon Tunggu... Guru - IAIN Jember

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Aliran Filsafat Pragmatisme

29 Mei 2020   12:57 Diperbarui: 29 Mei 2020   12:54 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Di dalam artikel ini saya akan sedikit memaparkan tentang salah satu aliran dalam filsafat yaitu Pragmatisme.

"Definisi Aliran Pragmatisme"

Aliran Pragmatisme adalah aliran yang mempelajari tentang kebenaran, sesuatu akan dianggap benar apabila dapat memberikan manfaatnya secara praktis. Aliran pragmatisme menganggap bahwa kebenaran adalah apa yang dapat berguna bagi kehidupan manusia secara nyata.

"Tokoh Pelopor dalam Aliran Pragmatisme"

1. John Dewey
Dewey merupakan salah satu tokoh dalam aliran pragmatisme. Ia berpendapat bahwa kebenaran harus berdasarkan pada pengalaman, serta pengalaman tersebut harus dikaji terlebih dahulu kebenarannya. Dewey menolak jika filsafat hanya menjelaskan tentang pemikiran yang metafisik.

2. Charles S. Pierce
Charles menegaskan bahwa pragmatisme harus berdasarkan pada konsep yang dapat diamati dan memiliki dampak secara praktis. Sehingga pragmatisme bisa digunakan untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi oleh manusia. Bagi Charles, filsafat harus sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada di dalam matematika.

3. Herakleitos
Herakleitos berpandangan bahwa semuanya merupakan sebuah proses. Menurutnya, tidak ada sesuatu di dunia ini yang sifatnya tetap. Misalnya, seperti air sungai yang terus mengalir, maka tidak akan ada orang yang turun pada air yang sama seperti sebelumnya. Jadi, semuanya adalah proses.

4. William James
James berpendapat bahwa tidak ada kebenaran yang bersifat mutlak. Ia meyakini bahwa kebenaran akan terus berubah seiring berjalannya waktu. Misalnya, jika saat ini dianggap benar, maka kelak belum tentu akan dinggap benar juga, begitupun sebaliknya jika saat ini dianggap salah belum tentu kelak akan dianggap salah juga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun