Mohon tunggu...
Tito Prayitno
Tito Prayitno Mohon Tunggu... Notaris - Notaris dan PPAT

Ayah dua orang putri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Sembarangan Bikin Nama Anak

15 Oktober 2020   12:35 Diperbarui: 15 Oktober 2020   12:42 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Para artis-artis panggung, televisi atau film kebanyakan mengganti nama asli dirinya dengan nama panggung, entah untuk alasan apa, namun yang jelas kebanyakan dari mereka mengganti nama dirinya dengan nama yang lebih bagus atau trendi.   Mungkin hanya artis dari genre komedi atau mereka yang memiliki rasa percaya diri tinggi yang berani menggunakan nama panggung yang kurang bagus atau tidak mengikuti trend.

Memang efek sebuah nama acapkali sangat luar biasa.  Jika masih tak yakin, tanyakan saja bagaimana rasanya kepada anak SD yang kebetulan memiliki nama orang tuanya yang unik atau tidak lazim.  Bisa dipastikan nyaris setiap hari dirinya jadi bahan candaan teman-temannya, yang lazimnya diikuti dengan gelak tawa berkepanjangan.  Sementara sang korban, berpotensi mengucurkan keringat dingin ke seluruh tubuhnya.

Bahwa memiliki nama yang kurang bagus sering menjadi bahan candaan, yang akibatnya bikin tak enak hati, memiliki nama yang sama dengan orang terkenal juga tak kalah menyeramkan.  Seorang anak, penyandang nama "Tito" pada saat duduk di bangku SD tahun tujuh puluhan, masih bisa tersenyum-senyum saat namanya disandingkan dengan Yosef Broz Tito, seorang presiden legendaris dari Yugoslavia.  Namun rasa tak enak hati mulai dirasakannya tatkala menginjak usia dewasa, manakala setiap dirinya memperkenalkan nama, orang yang mendengar serta merta menyambung "Tito Sumarsono", mengutip nama seorang penyanyi terkenal saat itu.

Selanjutnya rasa tak enak hati makin melanda saat si Tito kecil menua, karena di usia senjanya jika ia berada dalam suatu kesempatan dan harus memperkenalkan diri, lawan bicaranya serta merta menyambung "Tito Karnavian", mantan Kapolri yang kini Mendagri.  Percayalah, menyandingkan nama diri seseorang yang berasal dari orang dari rantai makanan terendah dengan orang dari rantai makanan tertinggi, dapat membuat si rantai terendah jengkel bukan buatan.

Acapkali orang mengatakan bahwa nama diri berpotensi mengandung doa.  Jadi pilihlah nama diri yang akan mendoakan si penyandang nama menjadi orang yang sesuai dengan namanya.  Nama-nama "Dermawan", "Suci", "Prihatin", "Tegar dan sejenisnya konon akan menghasilkan perilaku sesuai dengan namanya.  Sebab akan malu hati jika si Dermawan justru kikir setengah mati, atau si Tegar menjadi pribadi yang cengeng bukan kepalang.

Sebagian besar orang-orang yang menyandang nama diri yang bagus-bagus, cenderung sukses mencapai cita-cita sesuai yang diinginkan.  Simak saja hasil penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri ternama di negeri ini, yang diselenggarakan setiap tahun.  Nama-nama yang diumumkan sebagai orang yang lulus, jika ditelaah nyaris semuanya terdiri dari nama-nama yang indah semata.  Jarang ditemui nama-nama yang dibuat "asal jadi" seperti: "Tuhan", "Malaikat" apalagi "Syaiton, sebab" salah buatan akibat tak tahan ejekan teman di masa SD, bukan tak mungkkin pribadi-pribadi di atas kapok pergi ke sekolah, dan memilih menjadi pertama di hutan, minimal hidup menyendiri hingga usia memasuki masa remaja.

Akhir kata, sebelum membuat nama anak, pikirkanlah barang enam belas kali, jangan asal buat sebab yang akan menanggung akibat perbuatan kita adalah mereka.  Memang, bukan berarti nama yang bagus akan otomatis membuat hidup sang anak lancar tanpa hambatan berarti, namun setidaknya dengan menyandang nama yang bagus, apalagi jika nama tersebut bermakna doa bagi pemiliknya, maka untuk melakukan perbuatan yang akan mencemari nama baik yang disandangnya ia akan berpikir berulang kali.   Sebab penyandang nama-nama bagus tersebut, biasanya dari kalangan pejabat dan politisi, ada juga beberapa yang mendekam di tahanan. 

Namun demikian, tetap saja mereka memiliki unsur pembeda dengan tahanan kebanyakan, karena namanya yang bagus tadi, kendatipun bukan tak mungkin, sekeluarnya ia dari tahanan, maka nama bagus yang disandangnya telah bersalin rupa, dengan nama yang dianugerahi oleh teman-temannya semasa dalam tahanan.  Entah siapa nanti namanya.

Jadi jika ada yang bertanya, "Apalah arti sebuah nama?".  Jawabnya "Ooh, banyak selkali"

Cileungsi, 15 Oktober 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun