Mohon tunggu...
Tito Adam
Tito Adam Mohon Tunggu... Jurnalis - Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Senang untuk belajar dan belajar untuk senang | Instagram @titoadamp | Email titoadamp@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Berani Memutuskan Pindah Tempat Kerja, Sudah Siap Keluar dari Zona Nyaman?

14 Januari 2022   08:10 Diperbarui: 14 Januari 2022   16:32 1615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi resign | Sumber: Shutterstock

Bagi pekerja profesional, bekerja di manapun tidak menjadi masalah. Entah dalam tataran pekerjaan di lingkup lokal, nasional maupun internasional.

Namun kebanyakan pekerja, keinginan untuk menetap lama di sebuah perusahaan atau instansi tempat kerja adalah sebuah hal yang jamak. Gak jarang seseorang bekerja di sebuah perusahaan sampai menahun.

Oleh karena itu, bagi pekerja yang sudah menahun menetap di sebuah perusahaan lalu memutuskan berpindah tempat kerja adalah sebuah keputusan yang sangat besar.

Ibarat "lompatan berani" yang harus dibuat. Apalagi, bagi pekerja yang sudah berkeluarga, tentu keputusan untuk berpindah tempat kerja harus dipikirkan matang-matang. 

Karena jika salah memutuskan banyak yang harus dikorbankan. Seperti halnya saya yang memutuskan untuk berpindah kerja pada awal tahun ini. 

Sebelumnya, saya sudah bekerja selama 5 tahun di sebuah instansi di kota tempat tinggal saya sebagai Social Media Specialist. Sudah banyak pencapaian yang berhasil saya raih.

Mulai sebagai sosial media terbaik nasional hingga berhasil mengantarkan penghargaan internasional. Semua penghargaan itu tentu kepercayaan pimpinan yang tinggi kepada saya.

Bagi kamu yang sudah atau akan melakukan keputusan berani ini, berpindah tempat kerja walau sudah kerja menahun, kepindahan ini penuh dengan resiko.

Resiko itu adalah meninggalkan semua zona nyaman yang sudah kamu dapatkan. Mulai teman yang sudah "klik", gaji tinggi, atau hal lainnya. Seperti yang saya alami.

Ilustrasi job interview | Sumber : The Ladder
Ilustrasi job interview | Sumber : The Ladder

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun