Seiring meningkatnya penggunaan internet dan sosial media dalam masa pandemi ternyata ada informasi yang cukup membuat kewaspadaan para orang tua terhadap perkembangan anak. Yaitu adanya cyber bullying alias perundungan secara online.
Menurut website resmi UNICEF, cyber bullying (perundungan dunia maya) ialah bullying / perundungan dengan menggunakan teknologi digital. Hal ini dapat terjadi di media sosial, platform chatting, platform bermain game, dan ponsel.Â
Sedangkan menurut Broadband Search, 73% dari pelajar pernah merasakan bullying selama hidup mereka. Sedangkan 44% diantaranya mengatakan itu terjadi dalam kurun waktu 30 hari terakhir.
Cyber bullying terhadap anak -anak merupakan kelompok masyarakat yang paling rentang. Ini dikarenakan dampak cyberbullying kepada anak berdampak panjang.
Banyak efek yang disebabkan oleh cyberbullying kepada anak - anak. Sekitar 41% mereka mengalami kecemasan sosial. Menurut Halodoc, kecemasan sosial ini lebih sering terjadi pada situasi yang benar-benar asing atau kamu merasa akan diawasi dan dinilai oleh orang lain.
Mereka akan merasa apakah yang dilakukannya salah atau benar. Cocok atau tidak dengan orang lain. Karena takut akan dinilai negatif ini, mereka cenderung panik saat yang dilakukannya tidak benar menurut orang lain.
Selain itu, ada 37% efek dari cyberbullying adalah merasa depresi. Sedangkan 26% mereka yang terkena cyber bullying ini memiliki pemikiran untuk melakukan bunuh diri dan mereka akan menghapus akun sosial media mereka.
Terdapat 9% mereka yang mengalami efek cyber bullying akan menyalahgunakan alkohol dan obat-obatan terlarang. Tentu ini bukan hal yang baik bagi perkembangan anak.
Meskipun begitu, tidak hanya anak - anak saja yang mengalami perundungan secara online ini. Orang dewasa ternyata juga mengalami hal serupa. Biasanya cyberbullying terhadap orang dewasa, berbentuk pelecehan atau terkadang "stalking" terhadap isu ranah privasi.
Nah, dari data Broadband Search, 16% wanita dan 1 dari 19 pria telah memiliki pengalaman mengalami dibuntuti.Â
Sosial media sendiri, merupakan salah satu platform yang sering terjadi adanya cyber bullying. Lalu, kira-kira sosial media apa sih yang sering menjadi "lokasi" cyber bullying.