cinta. Biasanya kita bertemu yang terkasih, makan bareng, nonton bareng, bagi bunga, kasih coklat atau beri kado yang lain.
Bulan ini seharusnya merupakan bulan penuhKini kita dipaksa oleh situasi dan kondisi yang membuat kita harus melakukan sesuatu yang tidak biasa dilakukan. Jaga jarak, tidak lagi kumpul bertemu, pakai masker bahkan harus sering cuci tangan kalau mau pegang atau setelah pegang sesuatu.
Seakan budaya ratusan tahun itu hilang sekejap seperti terkena jentikan tangan Thanos. Separuh populasi hilang, kita dipaksa harus move on. Kita dipaksa bisa menemukan cara agar kita tetap terus hidup dengan situasi dan kondisi yang baru.
Ya meskipun pandemi ini tidak membuat separuh populasi hilang, tapi rasa sedih itu, rasa kehilangan itu masih sama.
Ini bukan lagi sekedar sekedar tulisan cinta atau drama yang bisa kita imajinasikan. Kali ini, kita kenal cerita cinta yang berbeda, bahkan kita bisa merasakan sedihnya meskipun tidak ikut mengalami patah hati. Kita seakan dipaksa untuk melihat sesuatu lebih baik dari jauh, karena ketika melihat dari dekat kamu tidak akan "melihat" apa yang sesungguhnya terjadi.
Setahun, hampir setahun, kita sudah melewati momen ini bersama dengan tidak bersama. Ada jarak diantara kita.Â
Entah kenapa kehilangan saudara, teman, orang tua, sahabat di momen saat ini lebih menyakitkan daripada sebelumnya. Saya sendiri sudah kehilangan saudara dan orang yang saya anggap seperti saudara saya sendiri.
Tentu rasanya lebih menyakitkan karena kita tidak bisa melihat wajahnya untuk yang terakhir kalinya. Padahal, kita terbiasa mengenal frasa "one moment for the last".
Bahkan, setiap hari ada saja cerita dari teman yang kehilangan anggota keluarga. Meskipun kita tidak satu KK atau satu garis darah yang sama, tetap saja rasa sedih itu ikut masuk ke dalam hati dan pikiran.
Benar kan? Kita seakan dipaksa mengenal bentuk cinta yang lain dan kita harus menerimanya mau tidak mau. Tidak bisa menghindar, tidak bisa mengulangi lagi jika ada yang salah.
Tidak untuk kita saja, seluruh masyarakat dunia juga alaminya, dipaksa kenal dan belajar bentuk cinta yang lain. Seperti yang tadi saya bilang, rasanya seperti alami jentikan tangan Thanos.