Mohon tunggu...
Tito Dipokusumo
Tito Dipokusumo Mohon Tunggu...

Love traveling, beach lover, learning to living the liverpool way, like to eat steak and ice cream. Manager in HR Development

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Catatan Perjalanan: Green Canyon

23 Mei 2010   10:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:01 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cukang Taneuh atau Green Canyon merupakan tempat yang wajib anda kunjungi di Pangandaran bila anda menyukai olahraga fisik, berenang dan fotografi. Bagi saya, liburan di Pangandaran terasa tidak membosankan karena kehadiran Green Canyon (berhubung saya sudah bosan sekali dengan Batu Karas, Batu Hiu atau Pantai Pangandaran). Aktivitas utama di Green Canyon adalah body rafting, dan saran saya bagi anda yang tidak menyukai olahraga fisik jangan melakukan aktivitas body rafting karena ini membutuhkan anda untuk mengeluarkan tenaga ekstra namun secara pribadi itu semua setimpal dengan adrenalin dan keindahan pemandangan sekitar, bahkan jujur saya akui saya ketagihan sekali terhadap aktivitas body rafting ini. Menurut penuturan warga sekitar, nama Green Canyon sendiri datang dari turis dan peneliti biawak dari Amerika yang pertama kali menemukan dan menjelajah tempat ini. Mereka menamakan Green Canyon dikarenakan topografi dan kontur tempat ini sangat mirip dengan Grand Canyon, hanya saja dibandingkan dengan Grand Canyon, tempat ini jauh memiliki kekayaan biota tumbuhan sehingga terlihat lebih ‘hijau’. Sebagai tempat wisata, awalnya Green Canyon lebih familiar di telinga orang asing dibandingkan orang Indonesia, dan di kalangan orang asing keindahan tempat itu telah lama tersebar dari mulut ke mulut. Baru pada tahun 2002, Pemda setempat mengambil alih hak kelola atas Green Canyon dan tetap menggunakan nama tersebut dibandingkan nama aslinya (Cukang Taneuh) dikarenakan dinilai lebih menjual. Jasa penyediaan body rafting banyak disediakan oleh warga setempat disekitar pintu masuk Cukang Taneuh. Jasa yang mereka sediakan lengkap dari mulai pemandu dan perlengkapan rafting seperti helm, pelampung dan decker. Jika anda memutuskan untuk beraktivitas body rafting, maka anda dan pemandu akan berjalan menuju Desa Kertayasa dengan menggunakan mobil bak terbuka. Desa ini terletak di atas gunung dan pada umumnya merupakan starting point body rafting. Dari beberapa kali melakukan aktivitas ini, saya termasuk beruntung karena setiap kali mendapatkan debit air sedang bagus. Itu akan membuat anda semangat untuk langsung melompat ke sungai dan langsung mengikuti arus air sambil menikmati landscape bukit-bukit sepanjang jalan (anda akan berenang total adalah maksimal 5 jam, dari starting point hingga finish point). Sepanjang jalan anda akan menemukan beberapa spot dimana anda harus meminggir, berjalan sedikit menyusuri batu sungai dan kembali menceburkan diri ke dalam sungai. Batu-batu sungai tersebut sangat tajam dan lumayan bisa membuat kaki anda perih sehingga sangat dianjurkan untuk memakai sendal gunung selama anda berenang. Selama body rafting, sering-seringlah anda menengok kebelakang, karena anda akan menemukan pemandangan indah terdiri atas deras air sungai yang jernih, bukit dengan landscape keren dan tumbuhan yang menyertainya. Itulah eksotisme dari Green Canyon, dan disarankan sekali anda membawa kamera tahan air karena dijamin anda akan seperti saya, tidak pernah berhenti jeprat jepret sana kemari. Sesekali anda akan menemukan terjalan sungai dengan arus keras yang terlihat seperti berbahaya. Namun, anda tidak perlu khawatir selama anda dengan patuh mengikuti apa yang diperintahkan oleh pemandu anda. Bahkan, di beberapa spot, sang pemandu akan meminta anda untuk mengikuti terjalan itu dan bagi saya pribadi itu memuaskan nafsu adrenalin saya. Setelah berjam-jam anda berada di atas air, akhirnya anda akan memasuki goa green canyon yang dipenuhi oleh batu staglanit yang keren. Goa ini tidak seperti goa yang gelap pada umumnya karena ia agak terbuka sehingga disinari oleh sinar matahari. Ketika anda berada dalam goa ini ada beberapa spot yang wajib anda nikmati (jika anda cukup bernyali.. he..he). Pertama, adalah menghampiri pemandian putri. Ini bisa dicapai dengan ekstra usaha karena harus menanjak atau wall climbing dengan bermodalkan tangan dan kaki saja. Dengan demikian, anda harus sangat ekstra berhati-hati. Dari pemandian putri, anda dapat melihat pemandangan goa dari atas yang terlihat keren. Kedua, adalah lompat bebas dari batu payung. Batu payung memiliki ketinggian sekitar 5 meter, namun yang umumnya membuat nyali menciut untuk melompat setelah diatas adalah karena selain tingginya batu tersebut juga derasnya aliran air dibawah, namun ini tidak berbahaya selama pemandu anda mengizinkan. Saya pribadi sangat menyukai spot ini dan sudah berkali-kali melompat dari batu ini Sesampai di finish point dari goa ini, anda akan menaiki kapal penduduk sekitar dan menyusuri sungai kembali ke pintu masuk. Dalam perjalanan ini anda juga akan menemukan banyak pemandangan indah yang tak kalah menarik dari pemandangan yang anda temukan sebelumnya, anda bisa menikmatinya sambil beristirahat dan merenggangkan kaki.

Pemandian Putri

Batu Payung

Menyusuri Bebatuan Sungai

Mengikuti Arus

Berjalan Ke Pinggir, Lalu Menceburkan Diri Kembali

Rehat Sebentar

Melewati Terjalan

Kembali Mengikuti Arus

Kembali Melompat

My Most Favorite Picture Taken

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun