Mohon tunggu...
Titik Maulidiyah
Titik Maulidiyah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

IAIN Jember

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pengertian Filsafat Pendidikan Realisme dan Tokoh-tokoh Aliran Realisme

9 April 2020   15:26 Diperbarui: 9 April 2020   15:37 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalamualaikum wr.wb

Disini saya akan menjelaskan tentang pengertian filsafat realisme dan tokoh-tokoh aliran realisme. 

Realisme adalah suatu aliran filsafat yang luas yang meliputi materialisme disatu sisi dan sikap yang lebih dekat kepada idealisme objektif di pihak lain. Realisme adalah pandangan bahwa objek-objek indera adalah riil dan berada sendiri tanpa bersandar kepada pengetahuan lain atau kesadaran akal . Diketahuinya atau menjadi objek pengalaman, tidak akan mempengaruhi watak sesuatu benda atau mengubahnya. Benda-benda ada dan kita mungkin sadar dan kemudian tidak sadar akan adanya benda-benda tersebut, tetapi hal itu tidak mengubah watak benda-benda tersebut. Benda-benda atau bojek memang mungkin memiliki hubungan dengan kesadaran, namun benda-benda atau objek tersebut tidak diciptakan atau diubah oleh kenyataan bahwa ia diketahui oleh subjek. 

Tokoh-tokoh aliran realisme

1) Aristoteles

Aristoteles lahir di Stageira pada Semenanjung Kalkidike di Trasia (Balkan) pada tahun 384 SM dan meninggal di Kalkis pada tahun 322 SM dalam usia 63 tahun. Dari kecil, Aristoteles mendapat asuhan dari ayahnya sendiri. Ia mendapat pelajaran dalam hal teknik membedah. Oleh karena itu, perhatiannya banyak tertumpah pada ilmu-ilmu alam, terutama ilmu biologi.

Pengalaman bukanlah pengetahuan yang berupa bayangan belaka. Menurut Aristoteles, alam idea bukan sekedar bayangan, seperti yang diajarkan oleh Plato. Ia mengakui bahwa hakikat segala sesuatu tidak terletak pada keadaan bendanya, melainkan pada pengertian keberadaannya, yakni pada idea. Akan tetapi, idea itu tidak terlepas sama sekali dari keadaan yang nyata. 

2) Francis Bacon

Menurut Francis Bacon, pengetahuan yang sebenarnya adalah pengetahuan yang diterima orang melalui persentuhan inderawi dan dunia fakta. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan sejati. Pengetahuan haruslah dicapai dengan induksi. Kata Bacon selanjutnya bahwa kita sudah terlalu lama dipengaruhi oleh metode deduktif. Dari dogma-dogma diambil kesimpulan. Menurut Bacon, ilmu yang benar adalah yang telah terakumulasi antara pikiran dan kenyataan, kemudian diperkuat oleh sentuhan inderawi.

3) John Locke 

Bagi Locke, mula-mula rasio manusia harus dianggap sebagai "lembaran kertas putih" dan seluruh isinya berasal dari pengalaman. Bagi Locke, pengalaman ada dua, yaitu : pengalaman lahiriah dan pengalaman batiniah.

Ada dua hal dalam filsafat pengetahuan Locke yang mempunyai implikasi bagi perkembangan kebudayaan modern. Pertama, anggapan bahwa seluruh pengetahuan kita berasal dari pengalaman. Kedua, bahwa apa yang kita ketahui melalui pengalaman itu bukanlah objek atau benda yang mau kita ketahui itu sendiri, melainkan hanya kesan-kesannya pada pancaindera kita.

Sekian dari saya jika ada salah mohon maaf sebesar-besarnya. 

Wassalamu'alaikum wr.wb

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun