Pertama kali kenal dengan istilah lempeng itu waktu masih SMP, pas pelajaran Geografi tentang lempeng bumi, yaitu berbagai luasan area yang terbentuk dari pecahan kerak bumi dan masing-masing memiliki gerakan ke arah tertentu akibat konveksi di dalam bumi (atmosfer). Jangan pernah berpikir kalau saya hafal ya... karena saya baca pengertiannya di brainly.co.id. He..he..
Nah..pengertian lempeng yang lain saya dapatkan ketika pindah ke Banjarmasin. Di sini, lempeng adalah sejenis cemilan yang terbuat dari adonan tepung dan pisang yang dipotong kecil-kecil.Â
Adonannya sama persis dengan adonan pisang goreng. Bedanya, kalau pisangnya di iris di bagian tengah dan dilebarkan seperti kipas disebut pisang goreng. Kalau dipotong kecil-kecil dan digoreng sesendok demi sesendok disebut gogodoh. Tapi, ada juga daerah yang menyebutnya jalabia seperti di Martapura.Â
Nah...disebut lempeng kalau dimasaknya dengan sedikit minyak atau margarin dan ditekan-tekan sampai gepeng.
Nah...waktu lagi menjalankan tugas negara (naik mobil keliling sambil memberi penyuluhan ke warga tentang virus Corona), sampailah kami ke daerah Cempaka, Banjarbaru.
Ada satu buah warung di pinggir jalan, namanya Warung Bawah Asam. Warung ini menjual berbagai jenis masakan khas Banjar.Â
Saat kami singgah, waktu sudah hampir tengah hari, yah...sekitar jam setengah dua belasan. Masakannya baru matang semua. Terbayang dong bagaimana nikmatnya. Apalagi setelah duduk di mobil yang jalannya pelan seperti semut dan memutar rekaman yang sama berulang-ulang.Â
Saya tertarik dengan sebuah makanan yang dibungkus dengan daun pisang yang dibakar. Kata teman saya itu namanya lempeng sagu bebanam. Cari saja se-Banjarbaru pasti tidak akan ketemu. Cuma ada di sini.