Mohon tunggu...
Titi Warsiti
Titi Warsiti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya seorang yang simple, ceria dan senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Layakkah Aku Menjadi Seorang Jurnalis?

14 November 2011   23:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:40 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

[caption id="attachment_143608" align="aligncenter" width="335" caption="Ilustrasi Reporter, from google image"][/caption] Sering saya berhayal suatu saat nanti saya akan menjadi seorang jurnalis (baca: wartawati, red.), yang selalu mewartakan semua kejadian yang terjadi di jagad raya ini, pastinya akan menjadi kebanggaanku bila bisa sebagai pembawa pesan yang menyuarakan kebenaran, keadilan, kebahagiaan dan lain sebagainya. Tapi kadang semua itu saya sendiri yang selalu meragukannya atas sebuah keinginan dan harapanku untuk menjadi seorang jurnalis, mungkin Allah sudah mengetahuinya, bahwa memang saya tidak cocok untuk menjadi seorang jurnalis. Mengapa saya merasa begitu?, saat ini saja saya sebagai tenaga kesehatan selalu saja melihat banyak ketidakadilan, ketidak bahagiaan dan lain-lain selama melayani pasien, dan ini sudah membuat hatiku merasa sedih, kecut dan sedikit ingin berontak(marah) dan banyak lagi yang bergumul menjadi satu, padahal yang baru kulihat hanya scope kecil bagaimana bila saya menjadi seorang jurnalis yang melihat semua kejadian di depan matanya, apakah saya kuat?, apakah hati saya bisa menerima?, apakah mental saya tidak akan berontak? dan masih banyak pertanyaan lainnya. Jadi sementara ini saya selalu berpikir dan selalu mengagumi, begitu hebatnya seorang jurnalis yang bisa mengelola gejolak hatinya yang selalu melihat dan berhadapan dengan semua kejadian yang diliputnya di depan mata, dan sepertinya memang saya belum mampu untuk menghadapi semua itu. Salam kekagumanku wahai sahabat jurnalis... Titi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun