Dalam dinamika industri energi Indonesia, PT Titan Infra Sejahtera (TIS) sebagai salah satu perusahaan infrastruktur energi terkemuka yang berkontribusi signifikan terhadap pengembangan sektor ini. Sebagai bagian dari Titan Group, perusahaan yang didirikan pada tahun 2017 ini telah membangun reputasi melalui integrasi layanan logistik batubara, manajemen pelabuhan, dan inisiatif energi terbarukan. Dengan komitmen kuat terhadap keberlanjutan dan kolaborasi strategis, Titan Infra Sejahtera tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi nasional tetapi juga berperan aktif dalam transisi energi Indonesia menuju masa depan yang lebih hijau.
Sejarah Berdirinya PT Titan Infra Sejahtera
PT Titan Infra Sejahtera didirikan pada tahun 2017 oleh Handoko A. Tanuadji sebagai Komisaris Utama dan Victor Budi Tanuadji sebagai Komisaris. Keduanya memiliki visi untuk menciptakan perusahaan infrastruktur energi yang terintegrasi dan kompetitif di kancah nasional maupun global. Awal berdirinya, perusahaan berfokus pada pengembangan infrastruktur pendukung industri batubara, yang saat itu menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Namun, seiring meningkatnya kesadaran global akan pentingnya energi bersih, Titan Infra Sejahtera mulai merambah bidang energi terbarukan, menyesuaikan diri dengan tren keberlanjutan yang menjadi prioritas dunia.
Kantor pusat Titan Group berlokasi di Graha Anabatic, Tangerang, Banten, sebuah lokasi strategis yang memudahkan koordinasi operasional di berbagai wilayah, terutama di Sumatera dan Kalimantan. Dalam waktu relatif singkat, perusahaan ini berhasil membangun jaringan logistik dan pelabuhan yang luas, didukung oleh sumber daya manusia profesional dan teknologi mutakhir.
Bidang Usaha dan Layanan Terintegrasi
Sebagai perusahaan infrastruktur energi, PT Titan Infra Sejahtera menawarkan layanan komprehensif yang mencakup logistik batubara, manajemen pelabuhan, dan pengembangan pembangkit listrik. Di sektor logistik, perusahaan mengandalkan PT Servo Lintas Raya (SLR), anak usahanya yang mengelola jalan angkut batubara sepanjang 118 kilometer di Sumatera Selatan. Jalan khusus ini menghubungkan area tambang dengan pelabuhan ekspor, dengan kapasitas angkut lebih dari 30 juta ton per tahun. Keunggulan fasilitas ini terletak pada desainnya yang tahan cuaca ekstrem, memastikan distribusi batubara tetap lancar sepanjang tahun.
Di sektor pelabuhan, PT Swarnadwipa Dermaga Jaya (SDJ), anak perusahaan lainnya, mengelola pelabuhan batubara di Sungai Musi, Sumatera Selatan. Pelabuhan seluas 62 hektar ini dilengkapi dengan teknologi pemuatan berkecepatan tinggi, fasilitas blending untuk meningkatkan kualitas batubara, dan area stockpile berkapasitas 100.000 ton. Fasilitas ini tidak hanya mendukung ekspor tetapi juga distribusi domestik, memastikan pasokan batubara untuk pembangkit listrik dalam negeri.
Titan Infra Sejahtera juga mengembangkan stockpile intermediate seluas 100 hektar yang mampu menyimpan 10 jenis batubara secara terpisah. Fasilitas ini memainkan peran kritis dalam menjaga kualitas batubara sebelum didistribusikan ke pelabuhan atau pembangkit listrik.
Kolaborasi Strategis dan Portofolio Proyek
Kemitraan strategis menjadi kunci kesuksesan PT Titan Infra Sejahtera dalam memperluas portofolio bisnisnya. Salah satu kolaborasi penting adalah dengan Adaro Energy, produsen batubara terbesar di Indonesia, untuk mengoptimalkan rantai pasok batubara di Kalimantan. Kerja sama ini mencakup pengelolaan logistik dari tambang ke pelabuhan, memastikan efisiensi operasional dan minimnya gangguan distribusi.
Bersama PLN, perusahaan terlibat dalam proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) skala kecil di Kalimantan dan Sumatera. Proyek ini bertujuan menyediakan listrik bagi daerah terpencil yang sebelumnya bergantung pada generator diesel. Selain itu, kerja sama dengan Pelindo dalam pengembangan pelabuhan khusus batubara di Sumatera dan Kalimantan semakin memperkuat posisi perusahaan sebagai penyedia layanan logistik terpadu.
Proyek-Proyek Unggulan
Sepanjang perjalanannya, PT Titan Infra Sejahtera telah menyelesaikan sejumlah proyek infrastruktur berskala besar. Salah satunya adalah pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara. Terminal batubara ini mampu menangani kapal berkapasitas 180.000 DWT (Deadweight Tonnage), menjadikannya salah satu pelabuhan tersibuk di wilayah tersebut. Proyek ini tidak hanya meningkatkan kapasitas ekspor batubara Indonesia tetapi juga menciptakan ribuan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
Di Kalimantan, perusahaan menyelesaikan pembangunan PLTU 2x55 MW yang memasok energi bagi kawasan industri dan permukiman sekitar. Pembangkit ini menggunakan teknologi ramah lingkungan untuk mengurangi emisi karbon, sejalan dengan komitmen perusahaan terhadap praktik berkelanjutan.
