Tanya balik, Kayak: "Maksud mu kayak gini gak sih?" biar gak ngasal nangkep.
Speak up! Jangan nunggu temen kamu nebak perasaanmu.
Kalau chatting, kasih konteks. Pake emoji, stiker, atau VN biar maksud kalian gak salah diterjemahin.
Komunikasi Itu Skill, Bukan Bakat
Salah paham itu bukan karena temen kalian toxic. Kadang, emang ada hal-hal kecil yang ngacauin obrolan mulai dari mood, overthinking, sampai ekspektasi yang gak diomongin. Tapi kabar baiknya? Semua itu bisa dilatih.
Kalian cuma butuh satu hal yaitu, kesadaran. Sadarin kapan kalian lagi gak fokus. Sadarin kapan kalian berasumsi. Sadarin kapan kalian butuh ngomong langsung. Karena komunikasi yang sehat bukan tentang ngomong doang, tapi tentang bikin orang lain ngerti dan merasa dimengerti.
Referensi
Nizeyimana, J., & Amon, K. (2021). Selective perception and adolescent communication conflict. Journal of Youth Interaction, 13(2), 77-89.
Kim, J. & Kim, S. (2022). Silent Expectations: Understanding Implicit Communication Failures Among Teenagers. Communication & Society, 25(3), 112-130.
Zhang, Y., Lee, H., & Park, E. (2020). Digital Communication and Emotional Misunderstanding in Youth Relationships. Journal of Digital Culture, 9(1), 33-48.
Larsen, M., & Ito, M. (2023). Mental Noise and Emotional Barriers in Teenage Communication. Journal of Adolescent Psychology, 15(1), 55-70.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI