Mohon tunggu...
Titah Amaliah Solikhah
Titah Amaliah Solikhah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Saifuddin Zuhri Purwokerto

reading

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Membangun Karakter Melalui Literasi Digital

25 Juni 2022   15:37 Diperbarui: 25 Juni 2022   15:42 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Literasi media merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki seseorang, termasuk generasi muda, ketika terpaan media sosial di era digital saat ini terlalu tinggi dan terkadang sulit  dikendalikan. Kemungkinan ini bukan kemampuan untuk menolak apalagi menuntut media sosial yang tidak lagi menjalankan aktivitasnya sebagai sarana penyampaian informasi. Namun, literasi media adalah kemampuan dasar untuk memahami media dari sudut pandang penggunaannya hingga pesan yang disajikan. Untuk memahami isi pesan media sosial di era digital, diperlukan sebuah tameng atau filter yaitu literasi media. Dengan kata lain, literasi media merupakan payung yang melindungi masyarakat dari arus informasi di media sosial. Literasi media dapat dijadikan sebagai kunci untuk membentuk masyarakat yang cerdas dan kritis agar tidak mudah tergerus oleh arus informasi dari media sosial.Literasi media merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki seseorang, termasuk generasi muda, ketika terpaan media sosial di era digital saat ini terlalu tinggi dan terkadang sulit  dikendalikan. Kemungkinan ini bukan kemampuan untuk menolak apalagi menuntut media sosial yang tidak lagi menjalankan aktivitasnya sebagai sarana penyampaian informasi. Namun, literasi media adalah kemampuan dasar untuk memahami media dari sudut pandang penggunaannya hingga pesan yang disajikan. Untuk memahami isi pesan media sosial di era digital, diperlukan sebuah tameng atau filter yaitu literasi media. Dengan kata lain, literasi media merupakan payung yang melindungi masyarakat dari arus informasi di media sosial. Literasi media dapat dijadikan sebagai kunci untuk membentuk masyarakat yang cerdas dan kritis agar tidak mudah tergerus oleh arus informasi dari media sosial.Literasi media merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki seseorang, termasuk generasi muda, ketika terpaan media sosial di era digital saat ini terlalu tinggi dan terkadang sulit  dikendalikan. Kemungkinan ini bukan kemampuan untuk menolak apalagi menuntut media sosial yang tidak lagi menjalankan aktivitasnya sebagai sarana penyampaian informasi. Namun, literasi media adalah kemampuan dasar untuk memahami media dari sudut pandang penggunaannya hingga pesan yang disajikan. Untuk memahami isi pesan media sosial di era digital, diperlukan sebuah tameng atau filter yaitu literasi media. Dengan kata lain, literasi media merupakan payung yang melindungi masyarakat dari arus informasi di media sosial. Literasi media dapat dijadikan sebagai kunci untuk membentuk masyarakat yang cerdas dan kritis agar tidak mudah tergerus oleh arus informasi dari media sosial.

Literasi media di era digital adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk menyaring informasi saat menggunakan perangkat digital seperti internet yang terkait dengan kemampuan digital, dan kecerdasan kognitif. Dan Milenial adalah istilah yang merujuk pada generasi yang lahir pada tahun 1980-an hingga 2000-an dan akrab dengan perangkat teknologi digital. Keduanya saling terkait karena teknologi digital  terus berkembang pesat dan melekat dalam kehidupan kita sehari-hari. Jadi, sebagai pengguna perangkat digital tersebut, para milenial juga perlu melek  dunia digital. Literasi berarti memahami, mengevaluasi, dan menjadikan sesuatu sebagai produsen dan sebagai konsumen. Teknologi internet tidak hanya memudahkan kita untuk mendapatkan informasi terbaru, tetapi juga memberi kita kesempatan untuk bekerja.

Generasi milenial merupakan salah satu yang sangat dekat dengan dunia digital karena menjadikan digital sebagai ruang pribadi untuk mengakses, mengambil, dan berbagi segala bentuk informasi yang ditemui di Internet. Segala sesuatu yang mereka temui saat berselancar di web segera digunakan sebagai sumber informasi untuk dibagikan kepada publik. Tak heran jika generasi milenial ini dipandang sebagai masyarakat digital yang menyebar dengan mudah apapun yang terjadi di dunia maya. Salah satu media yang berperan sebagai wadah yang ada untuk menyebarkan segala informasi di internet adalah jejaring sosial. Kita sering mendengar dan melihat maraknya informasi viral yang dibagikan di media sosial  oleh generasi milenial ini, padahal belum tentu  benar menjadi viral.

Kemajuan ini telah mengubah banyak bidang kehidupan manusia, termasuk ekonomi, dunia kerja, dan bahkan cara seseorang menjalani kehidupan mereka sendiri. Singkatnya, kemajuan ini menanamkan teknologi cerdas yang dapat terhubung ke berbagai bidang kehidupan manusia. Jika dunia pendidikan tidak membaik, maka produksi pendidikan tidak akan dapat berpartisipasi secara optimal dalam menghadapi  revolusi industri ini.

Proses pendidikan karakter sangat perlu dilakukan sejak usia dini dan dimaksimalkan pada usia sekolah dasar. Manusia memiliki potensi yang baik sejak lahir, namun potensi tersebut harus terus dibina dan dikembangkan melalui sosialisasi keluarga, sekolah dan masyarakat. Di era globalisasi ini masyarakat dapat dengan mudah menggunakan teknologi yang ada, tidak hanya orang dewasa tetapi juga anak-anak. Teknologi saat ini banyak digunakan dalam dunia pendidikan karena sangat membantu proses pembelajaran dan perkembangan ilmu pengetahuan. Selain itu, teknologi juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara pendidik dan peserta didik. Namun, teknologi memiliki efek positif dan negatif dalam pendidikan. Banyaknya kasus cyberbullying, tawuran antar pelajar dan pelecehan seksual terhadap anak merupakan titik lemah kepribadian bangsa. Karakter bangsa yang baik harus dibentuk dan dididik sedini mungkin agar masyarakat dapat menanamkan sifat dan perilaku yang baik sejak dini sehingga angka kriminalitas dapat ditekan pada kasus-kasus di atas.

Pendidikan karakter di era teknologi ini membuat anak  sangat pasif dan jarang berintegrasi dengan keluarga dan masyarakat. Sebagian besar anak-anak saat ini sering memusatkan perhatian mereka pada layar di depan mereka daripada bermain dengan teman sebayanya. Tidak jarang anak-anak kehilangan waktu berharga untuk bersenang-senang dengan keluarga, belajar, mengembangkan keterampilan atau bersenang-senang dengan teman karena perhatian mereka hilang pada layar ponsel, komputer, portabel atau teknologi modern. Di sini, peran orang tua sangat penting untuk membimbing, mengawasi dan mengatur waktu anak dari penuaan alat digital. Anak-anak di era digital sudah sangat dimanjakan dengan teknologi yang kompleks, seperti materi pembelajaran melalui situs Google, banyak permainan tradisional yang ditinggalkan.

Karakter seseorang akan terbentuk bila aktivitas dilakukan berulang-ulang menjadi  kebiasaan, yang pada akhirnya tidak hanya menjadi  kebiasaan  tetapi  menjadi  karakter. Oleh karena itu, membangun karakter perlu dilakukan sedini mungkin agar anak dapat membentuk karakter yang baik untuk mereka bawa hingga dewasa. Membangun karakter di sekolah dapat diterapkan pada semua mata pelajaran. Setiap topik yang berkaitan dengan standar harus dikembangkan dengan kehidupan sehari-hari. Di era digital ini, peran keluarga, guru dan masyarakat sekitar sangat penting dalam membangkitkan keberanian bangsa. penerus masa depan. Keluarga, sebagai tempat tinggal dan sekolah utama siswa, harus mengawasi dan membimbing mereka dengan cinta, stabilitas, dan perhatian. Peran guru di sekolah tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik. Peran guru sebagai panutan di mata anak sehingga guru  menjadi acuan sikap siswa. Guru tidak hanya mengajarkan konsep kebajikan tetapi juga bagaimana membimbing siswa agar dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat sekitar juga berperan dalam memantau dan mendorong perkembangan kepribadian siswa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun