Mohon tunggu...
Tirta Handini Pangestuti
Tirta Handini Pangestuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta

Don't end your chapter, there's still more pages to your story

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Diskusi AS-Iran terkait Pertukaran Tahanan Berprogres, AS Berjanji Upayakan Pembebasan Tak Kurang dari Tiga Warga Negaranya

16 Februari 2023   13:33 Diperbarui: 16 Februari 2023   13:39 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bendera Amerika Serikat dan Iran.Sumber gambar: REUTERS/Dado Ruvic

Melalui perantara Inggris dan Qatar, Amerika Serikat (AS) sedang melangsungkan diskusi tidak langsung terkait pertukaran tahanan sejak Rabu, 15 Februari 2023.

Melalui diskusi tidak langsung tersebut, dikabarkan bahwa meskipun kedua negara belum menyepakati agenda pertukaran tahanan, keduanya telah membuat kemajuan dalam diskusinya.

Diskusi terkait pertukaran ini kembali diadakan setelah sebelumnya sempat berhenti ketika AS menjatuhkan sanksi tambahan kepada Iran atas pengiriman drone yang dilakukannya ke Rusia.

Amerika Serikat dan Iran disebut sedang meneruskan pembicaraan seputar kemungkinan pertukaran tahanan yang sebelumnya terhenti.

Menurut sumber dari NBC News, pertukaran yang mungkin terjadi adalah pertukaran atas pembebasan tahanan setidaknya tiga warga negara AS. Sebagai imbalannya, Amerika Serikat akan mengizinkan pencairan dana milik Iran yang selama ini dibekukan oleh Korea Selatan di bawah sanksi dari AS.

Namun penggunaan dana yang dicairkan akan dibatasi hanya untuk pembelian makanan, obat-obatan, dan kebutuhan kemanusiaan lain.

Qatar juga disebut menjadi kandidat negara yang berpotensi menjadi pengawas dalam pencairan dana aset Iran yang sebelumnya dibekukan.

Menanggapi berita yang beredar, Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Ned Price mengatakan bahwa ia tidak dapat menjelaskan secara rinci apa yang mungkin sedang berlangsung. Ia juga menekankan bahwa diskusi dengan mitra merupakan pembicaraan sensitif.

Price juga menyatakan bahwa penahanan yang dilakukan Iran kepada tiga warga negara Amerika Serikat dilakukan secara tidak adil.

Tidak diam saja, Iran membantah pernyataan AS. Iran menyebut bahwa hukuman penjara yang diberikan kepada warga AS dan warga negara asing lain tidak dilakukan secara sewenang-wenang. Iran juga menambahkan bahwa kasus yang terjadi telah ditangani sesuai dengan hukum yang berlaku di Iran.

Tiga warga negara Amerika Serikat yang ditahan oleh Iran tersebut adalah Siamak Namazi, Emad Shargi, dan Morad Tahbaz.

Siamak Namazi adalah seorang pengusaha Iran-AS yang dipenjara sejak tahun 2015 atas tuduhan spionase. Ia sebelumnya sempat mengirim surat untuk Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mendesak upaya pembebasannya.

Selanjutnya Emad Shargi, ia merupakan seorang pengusaha Iran-AS yang pertama kali ditahan otoritas Iran pada tahun 2018 atas tuduhan spionase. Ia sempat dibebaskan dengan jaminan tetapi tidak diizinkan meninggalkan Iran.

Meski begitu, ternyata pada November 2020 ia kembali ditangkap otoritas Iran. Shargi dihukum dengan 10 tahun penjara pada sidang in absentia.

Warga negara ketiga yang disebut akan "ditebus" Amerika Serikat yakni Morad Tahbaz. Tahbaz adalah pebisnis Iran-AS-Inggris yang ditahan pada tahun 2018 lalu. Ia dituduh melakukan spionase saat sedang berkunjung ke Iran. Pada November 2019, ia dijatuhi hukuman 10 tahun penjara.

Kesamaan dari ketiga orang yang ditahan di atas adalah mereka merupakan pengusaha yang memiliki setidaknya dua kewarganegaraan, yakni AS dan Iran. Mereka juga kompak dituduh atas spionase.

Amerika Serikat menyebut bahwa penahanan warga negara AS yang dilakukan Iran sebagai bagian dari politik merupakan hal yang sangat keterlaluan.

Dalam upayanya membebaskan warga negaranya dari tahanan Iran, Amerika Serikat berjanji tetap tidak akan memberikan apa yang sedang sangat dicari Iran, yakni izin untuk mendapatkan senjata nuklir.

Sumber: NBC News, Al Jazeera, NIAC Action, dan CNN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun