Dampak Limbah Deterjen Terhadap Lingkungan dan Kesehatan
Tirta Eka Nur Syahputra / 202210140311241
tirtaeka94@gmail.com
Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kekayaan sumber daya yang dapat dimanfaatkan bagi seluruh rakyat Indonesia. Beberapa penelitian mengatakan bahwa indonesia termasuk negara terbesar di seluruh dunia yang memiliki penduduk terbanyak di dunia. Semakin banyak peduduk yang ada maka semakin banyak pula sumber daya yang dibutuhkan serta semakin meningkat pula dampak yang diterima. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh, Warlina Lina (2004) mengatakan bahwa air merupakan sebuah komponen sumber daya alam yang paling besar dan paling dibutuhkan dalam merangkai kehidupan. Semakin hari semakin banyak pula pemberitaan akan banyaknya kasus pencemaran air yang diakibatkan oleh limbah- limbah yang ikut hanyut ke sungai.
Industri Laundry merupakan suatu usaha yang memiliki banyak peluang besar yang dapat menjanjikan keuntungan yang dapat menunjang perekonomian suatau daerah. Begitu pula dengan bahan pokok dasar yang digunakan dalam bisnis laundry yakni deterjen. Deterjen merupakan suatau produk yang diprooduksi dalam menghilangkan dan membersihkan kotoran yang ada pada pakaian. (Luvia, Rifky. Purwanti, Elly. dkk : 2015). Penduduk Indonesia secara keseluruhan menggunakan deterjen dalam kegiatan pencucian dimana limbah yang dihasilkan berakibat bagi lingkungan sekitar. Dampak yang ditimbulakn juga beragam, oleh karena itu semakin besar dampak yang dihasilkan maka semakin turun pula kualitas sumber daya yang kita miliki.
Limbah rumah tangga sangat seringkali kita temukan dalam kehidupan sehari–hari, terutama di daerah pemukiman padat penduduk. dampak limbah tersebut sangat besar bagi aspek kehidupan, mulai lingkungan menjadi rusak sampai terganggunya kesehatan karena penyakit yang ditimbulkan oleh sisa limbah yang mencemari asal air. Limbah rumah tangga yang cukup banyak ditemukan merupakan limbah air sabun. Limbah jenis ini sangat praktis mencemari air, karena mengandung senyawa yang sulit terurai seperti Alkyl Benzene Sulfonates (ABS) yang umumnya ditemukan pada sabun anti noda.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Supratiwi (2014), menjabarkan tentang limbah domestik merupakan limbah yang mengakibatkan pencemaran air yang berdampak besar. Dalam penelitianya disebutkan bahwa 60% limbah domestik mencemari perairan sungai hingga mencapai 70%. Dampak yang diberikan pada limbah deterjen ialah kematian biota air yang hidup dalam sungai, entah biota hewan maupun tumbuhan yang hidup di dalam air. Kematian yang disebabkan oleh limbah yang terbuang yaitu kematian jangka panjang yang dikarenakan bahan pada limbah mengandung sifat yang toxic dan beracun sehingga dapat menimbulkan kematian bagi biota air.
Selain menyebabkan lingkungan tercemar deterjen juga menimbulkan dampak yang buruk terhadap kesehatan, seperti sakit kepala, bersin, mata berair, alergi, asma, serta iritasi pada kulit, dan saluran pernapasan. The National Institute of Occupational Safety and Health, telah menemukan bahwa sepertiga zat yang terkandung pada deterjen adalah racun. Tetapi karena formula kimia pada deterjen dianggap sebagai rahasia dagang, sehingga perusahaan tidak harus membuat daftar bahan-bahan maupun kandungan yang terdapat pada deterjen tersebut. Putri, Arshinta Eka (2019).
Deterjen bertanggung jawab atas banyaknya kasus keracunan yang dilakukan oleh anak-anak yang disebabkan karena ketidaksengajaan. Deterjen pun banyak menimbulkan masalah pada kesehatan bahkan, efek jangka panjang pada penggunaan deterjen bisa menyebabkan kanker.
Nabhani, Ahmad (2021) mengatakan pada dalam informasi yang dirilis di Jakarta, LABSA atau Linear Alkyl Benzene Sulphonic Acid merupakan zat yang biasa kita jumpai pada deterjen bubuk. LABSA adalah asam lemak organik yang larut dalam air lalu diencerkan untuk mengeluarkan panas. dampak terkena LABSA ialah kulit menjadi panas, merah, serta gatal, maupun alergi. Selain itu, Jika terkena mata, deterjen ber-LABSA akan menyebabkan mata kita terbakar. Selain itu, Jika kita terlalu sering menggunakan deterjen yang mengandung LABSA, dapat membuat iritasi sistem pernapasan manusia dan dapat mengakibatkan mual. LABSA juga dapat menyebabkan dampak negatif pada lingkungan, deterjen yang mengandung LABSA sulit terurai sehingga menyebabkan keracunan pada biota air., dapat membuat kulit kita terbakar, kasar dan meningkatkan permeabilitas kulit karena LABSA menyerap melalui kulit.
Sebagai solusi, pemerintah dan para ahli telah menemukan beberapa cara yang efektif untuk mengolah dan mengurangi limbah deterjen tetapi, membutuhkan waktu yang cukup lama. Ralie, Zoraya (2018). Contohnya seperti membatasi jumlah limbah dengan cara tidak menggunakan deterjen lebih banyak dari yang kita butuhkan, menanami selokan dengan tanaman air yang bisa menyerap zat pencemar, tidak membuang sampah yang mengandung bahan kimia, zat beracun, atau radioaktif disembarang tempat, dan memanfaatkan bahan alami yang ramah lingkungan sebagai deterjen.
Penggunaan deterjen secara berlebihan sangat berdampak pada lingkungan dan kesehatan. Oleh karena itu, perusahaan maupun pabrik-pabrik perlu mencari solusi dengan baik kemana limbah itu akan dibuang atau diolah supaya tidak merugikan pihak manapun. Masyarakat juga perlu bergerak supaya lingkungan di sekitarnya tetap bersih dan tidak tercemar, serta terjaga kesehatan warga yang ada di sekitar dan terkurangnya dampak yang ditimbulkan.
Warlina, Lina. 2004. “ Pencemaran Air: Sumber, Dampak, dan Penanggulangaanya ”. Institut Pertanian Bogor.
http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/08234/lina_warlina.pdf
Luvia, Rifky. Purwanti, Elly. Yuni. 2015. “ Pengaruh Limbah Detergen Industri Laundry Terhadap Mortalitas dan Indeks Fisiologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ”. UniversitasMuhammadiyah Malang.
https://eprints.umm.ac.id/72319/1/Pantiwati-Pengaruh%20Limbah%20detergen.pdf
PT. Waterpedia Rejeki Langit “ Dampak dari Limbah Air Sabun Bagi Lingkungan ”.
https://waterpedia.co.id/dampak-dari-limbah-air-sabun-bagi-lingkungan/
Dwi, Andriani. 2022. “ Pengaruh Pencemaran Limbah Deterjen terhadap Ekosistem Perairan ”. (Journal Sains : Vol 3 No 1)
http://www.jurnal.pusatsains.com/index.php/jsi/article/view/72/51
Putri, Arshinta Eka. 2019. “ Dampak Negatif Deterjen, bisa Sebabkan Banyak Masalah Kesehatan hingga Mencemarkan Lingkungan ” .
Nabhani, Ahmad. 2021. “ WARNING! LABSA di Deterjen Berbahaya untuk Kulit ”.
https://www.neraca.co.id/article/145988/warning-labsa-di-deterjen-berbahaya-untuk-kulit
Ralie, Zoraya. 2018. “ Upaya Mengantisipasi Limbah Deterjen ”.
https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/upaya-mengantisipasi-limbah-deterjen
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H