Bahagia adalah rasa pertama yang harus anak-anak rasakan semnjak mereka hadir di dunia ini, kenapa??
Karena kebahagiaanlah yang pada akhirnya akan menumbuhkan sifat baik didalam dirinya. Kita harus bisa mengajarkan apa itu arti bahagia sebelum mereka bisa berbuat hal yang membuat orang bahagia.
Psikolog Elizabeth pernah mengatakan dalam acara Grow Happy Parenting yang digelar oleh nestle lactogrow, bahwa kebahagiaan anak banyak mempengaruhi banyak aspek psikologis. Anak yang bahagia cenderung memiliki kemampuan sosial yang lebih baik. Ia lebih suka menolong, ramah dan banyak teman. Selain itu anak yang bahagia akan lebih dekat dengan orang tuanya. Baca ini
 Hal tersebut yang kami lakukan terhadap dua anak kami, Naura dan Afif. Mereka berdua terpaut usia yang tidak jauh, hanya 1,5 tahun saja. Sama seperti kebanyakan orang tua lainnya, memiliki anak dengan jarak dekat akan banyak problematika. Beberapa diantara orang tua mengeluhkan sang kakak cenderung seolah tidak menyayangi adiknya. Hal ini mungkin dipicu karena ada rasa kecemburuan karena merasa kasih sayang orang tuanya sudah tersita oleh adiknya.
Hal itu juga yang terjadi pada kami. Dibulan-bulan pertama menjadi kakak, anak pertama kami cenderung lebih rewel dan jail kepada adiknya. Tidak jarang ia melayangkan tangan mungilnya tepat di wajah sang adik. Perilakunya ini cukup membuat kami jengkel. Namun kami sadar, ini semua adalah betuk adaptasi terhadap kondisi barunya.
Sampai akhirnya kami memtuskan untuk membagi tugas. Ayah lebih banyak menghabiskan waktu dengan kakak sedangkan ibunya fokus mengrus adik. Dengan cara ini ternyata tantrum yang terjadi pada si kakak mulai berkurang. Bahkan si kakak cenderung lebih lembut kepada adiknya.Â
Dari sini kami sadar, bahwa kebahagiaan anak adalah hal terpenting yang harus selalu mereka rasakan. Karena dengan kebahagiaan yang cukup akan membawa mereka kepada sifat yang baik. Kami memberikan ruang yang cukup kepada anak-anak kami untuk mengespresikan kekecewaannya dalam bentuk apapun. Kami berharap rasa kecewa itu bisa hilang dan yang tersisa hanya kebahagiaannya nya saja.Â
Kami berusaha berbuat adil kepada kedua anak kami. Sesekali waktu, kami membela si kakak ketika memang adiknya yang berbuat salah, begitu juga sebaliknya. Sehingga rasa kecemburuan antara mereka berdua bisa diminimalisir. Dan saat ini mereka berdua sudah bisa saling menunjukan kasih sayangnya satu sama lain.