Mohon tunggu...
indra
indra Mohon Tunggu... Wiraswasta - karyawan malas yang ingin merdeka dan punya usaha sendiri

benar menurut saya, benar menurut anda, dan kebenaran sejati

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Jika Rusuh 21-22 Mei 2019 Terjadi Tanggal 1-8 Juni

25 Mei 2019   09:04 Diperbarui: 25 Mei 2019   09:25 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Tragedi 21-22 mei seolah mengigatkan kita pada tragedi mei 1998, tragedi kelam 21 tahun lalu itu hampir saja menjadi ulangan sejarah, jika aparat gagal menyekat massa lalu memukul mundur para perusuh. 

Berawal dari gedung bawaslu selasa malam hingga rabu dinihari, pendemo yang sudah membubarkan diri tiba tiba muncul massa yang lain dengan pendemo sekitar pukul 11 malam tanggal 21 mei. mereka memicu kericuhan, memprovokasi petugas, dan merusak security barrier. 

Massa yang baru datang ini langsung dipukul mundur petugas ke jalan sabang dan jalan wahid hasyim, hingga pukul 3 pagi tanggal 22 mei, polisi terus menghimbau agar massa membubarkan diri.

Bukan malah kooperatif tetapi menyerang petugas, bukan hanya dengan kata-kata tetapi dengan lemparan batu, molotov, petasan ukuran besar ke arah petugas. Massa tersebut sangat brutal. 

Kerusuhan melebar sampai jalan jatibaru tanah abang sampai slipi, kerusuhan tidak juga reda sampai siang hari di tanggal 22 mei. kerusuhan di tanah abang mereda setelah komando diambil alih TNI, perlahan namun pasti kerusuhan mulai reda menjelang sore hari. 

Presiden bereaksi, dia memperingatkan akan menindak tegas yang terlibat provokasi dan kerusuhan ini, akibat kerusuhan ini polisi menahan 257 orang berstatus tersangka, 6 orang meninggal dunia dari pihak pendemo/perusuh. sementara dari petugas banyak yang luka luka.

Untuk kerusuhan 21-22 mei ini kita patut bersyukur. karena kerusuhan ini bisa di prediksi tepat arus massa nya. kondisi masih bisa diantisipasi dan diredakan oleh aparat, semoga saja, para dalang sengkuni perancang rusuh ini tidak memilih tanggal beberapa hari sebelum atau sesudah lebaran untuk pengerahan massa yang sesungguhnya, jika saja tanggal 21-22 mei hanya pemanasan saja  untuk sebuah rancangan kerusuhan besar. 

Bayangkan! jika para sengkuni ini memilih antara tanggal 1-8 juni. dimana jutaan warga ibukota mudik ke kampung halaman, meninggalkan rumah, toko, harta benda tidak bergerak mereka di ibukota.

Suasana sepi di jalan dan gang gang. dengan massa perusuh yang banyak dan terorganisir, mereka bisa melakukan perusakan, penjarahan dan penghancuran yang besar. banyangkan lagi, karena ketiadaan warga masyarakat di sekitar karena ditinggal mudik. 

Rumah atau tokonya, kondisi sepi tak terkontrol hanya terkontrol cctv tanpa bisa melakukan pencegahan,massa perusuh ini bisa leluasa melakukan perusakan dan penjarahan, 2 orang perusuh saja di perkampungan yang sepi di tinggal pemudik bisa dengan leluasa melakukan penghancuran dengan cara membakar.

Lalu pindah ke tempat yang lain, membakar lagi, pergi lagi,  habis bakar kampung, bakar toko, lalu pergi lagi, bakar lagi, jika terjadi sabotase menyebar seperti ini petugas akan terpecah, keadaan kacau sulit dikendalikan. karena warga yang harusnya jadi penyekat massa ini jumlahnya sedikit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun