Mohon tunggu...
indra
indra Mohon Tunggu... Wiraswasta - karyawan malas yang ingin merdeka dan punya usaha sendiri

benar menurut saya, benar menurut anda, dan kebenaran sejati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Power Boss Syndrome

13 Mei 2019   11:22 Diperbarui: 13 Mei 2019   11:31 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

alunan lagu palapa masih menggema di pagi ini, cuaca yang cukup dingin membuatku malas untuk bangun, detik
demi detik perlahan lahan jam digital di hp 3G ini bergerak, tepat pukul 07.00 alarm berbunyi berusaha
membangunkan jiwa madesu ini, beberapa lama alarm berbunyi cukup mengganggu frekuensi telinga, badan pun
naik, tangan mulai mengucek ngucek sepasang mata yang tidak mau melek ini, kulihat HP, ada 20 pesan masuk di
whats up, sebenarnya ini sudah masuk semalam hanya saja aku malas sekali membukanya, sudah dapat ditebak isinya,
yang jelas isinya itu rangkaian huruf yang membentuk kalimat bernada perintah kaku, kubaca satu persatu pesan
berantai itu, setelah sampai pada pesan nomor 16 aku kaget, isi pesan itu membritahukan bahwa bos besar pemilik
perusahaan bergelar direktur utama akan datang ke gudang tempatku bekerja,

tanpa pikir panjang aku langsung bergegas, kumatikan alunan musik di salon itu, aku berlari ke wc, kuambil plastik
hitam berisi sabun, shampo, sikat gigi dengan pastanya, kugosok gigiku sambil bergumam, habis semua. pasti jika
direktur utama sudah datang akan banyak complain, ini salah itu salah, kinerja kurang bagus dengan seribu satu
teorinya. telinga telinga teman temanku juga termasu aku pasti akan kemasukan suara suara cercaan dan makian.
sungguh bikin bulu leherku berdiri.

aku ingat sekali, baru saja hari kemaren pergi ke kantor pusat, hujan sangat deras sore itu, kubungkus sepatuku
dengan plastik agar tidak basah, kupakai lagi setelah sampai di kantin, melangkahkan kaki ke dalam, menyapa
beberapa satpam dan resepsionis, kulangkahka kakiku menuju lift di sebelah kiri, pintu tertutup aku pencet angka
empat karena aku menuju lantai 4.

betapa kagetnya saat pintu lift terbuka di lantai 2 ternyata sesosok wanita paruh baya ada dihadapanku, secepat badan
akupun langsung turun walau belum sampai tujuan. kutundukan kepala, tidak terjadi komunikasi sedikitpun walau
cuma sekedar menyapa. iyalah.. memang siapa saya, hanya kuli pengangkat kardus tissue di gudang dan perusahaan
miliknya, gabisa dong mau sok akrab.

aku menuju tangga ke lantai 4, setelah kuselesaikan urusanku disana aku langsung bergegas pulang, mobil direktur
kulihat terparkir di depan, sungguh aneh pikirku, aku tidak kenal dia dia tidak kenal aku, aku tidak punya salah sama
dia kenapa aku takut?? bahkan jika aku dan dia duel sekalipun tak perlu quick count udah pasti real count nya aku
yang menang tapi mengapa aku begitu takut??

ya mungkin saja karena dia berpengaruh besar di hidupku, berkat dia aku punya penghasilan, bisa cicil motor bisa
bantu bantu dikit orang tua, dia ibarat malaikat mikail yang mengucurkan rejeki setiap bulannya kepadaku, aku
begitu bergantung padanya. entah apa yang akan terjadi jika aku dipecat dari perusahaanya bisa tambah blangsak
hidupku.

kadang saking kebangetannya aku lebih afraid kepadanya dibanding pada tuhanku sendiri, aku selalu turuti
perintahnya, jauh melebihi pada tuhanku sendiri, tuhanku hanya perintahkan 5 rukun islam dan 6 rukun iman, tapi
aku lebih menuruti puluhan perintah bos ku yang hanya darinya aku dapat gaji umr saja, yang aku dan dia sama sama
hamba tuhan. oh dasar bodohya diriku, kuharap saja suatu hari nanti bisa punya usaha sendiri. buka sekarepku tutup
sekarepku biar bisa lepas dari cengkramannya. hatiku diliputi rasa marah, cemas takut yang di mix menjadi satu aku
memacu banter motor kreditku yang baru cicilan ke 12 dari 27 bulan ini, menuju kembali ke gudang,

aku baru sadar ternyata dari tadi melamun, pintu wc terdengar suara ketokan, tok tok tok tok..ternyata temanku sudah
tak tahan buang hajat, aku bilang nanti dulu. langsung kusiram tubuhku dengan air kupoles sabun kupoles shampo,
setelah selesai ku handuki tubuh kurusku ini, memakai kaos kuli dan bersiap menghadapi kenyataaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun