Mohon tunggu...
bintangtimur
bintangtimur Mohon Tunggu... -

Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!

Selanjutnya

Tutup

Politik

2 Kali Jaga Kepentingan SBY, Samad Sebaiknya Mundur

16 Januari 2015   21:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:00 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_391212" align="aligncenter" width="620" caption="sumber gambar Abraham Samad: suaranews.com"][/caption]

Kira-kira setahun yang lalu, pemberitaan di Indonesia diramaikan oleh kasus bocornya Sprindik (Surat Perintah Penyidikan) Anas Urbaningrum. Bocornya Sprindik Anas ini dianggap karena kelalaian Abraham Samad

Bocornya Sprindik yang termasuk dalam dokumen rahasia Negara tersebut, berawal dari Abraham Samad yang meminta kepada sekretarisnya, Wiwin Suwandi untuk membuat kopian sprindik yang merupakan hasil scanning pertama dan menyerahkan satu eksemplar kepada Abraham Samad untuk kemudian disimpannya.

Akan tetapi, diketahui bahwa Wiwin Suwandi mencetak beberapa kali hasil pindaiannya, dan kemudian menyerahkan salinan sprindik itu kepada beberapa wartawan media nasional. Walaupun dianggap tidak membocorkan secara langsung, Abraham Samad tetap dianggap telah melakukan pelanggaran sedang kode etik pimpinan KPK.

Banyak pihak yang menganggap bahwa di balik bocornya Sprindik tersebut ada kepentingan SBY yang ingin menyingkirkan Anas dari Ketum Demokrat. Melalui Abraham Samad – lah akhirnya kepentingan SBY itu diproses.

Sekarang, kepentingan SBY yang diproses melalui Abraham Samad kembali muncul. Kali ini terkait SBY yang mempunyai kepentingan untuk mempertahankan Kapolri Sutarman yang rencananya akan segera diganti oleh Budi Gunawan. Kapolri Sutarman dianggap merupakan orangnya SBY.

Rencana Budi Gunawan yang akan menggantikan Kapolri Sutarman ini, dihalau oleh Abraham Samad yang lagi-lagi mengawal kepentingan SBY dengan menjadikan Budi Gunawan sebagai tersangka. Seperti yang telah saya jelaskan di dalam artikel yang berjudul Sutarman di Balik Tertangkapnya Budi Gunawan.

Di dalam artikel tersebut, dijelaskan bahwa Abraham Samad merupakan orang terkait atas ditangkapnya Budi Gunawan. Artikel tersebut ditulis berdasrkan sumber dari sebuah akun twitter yaitu @polisipatung yang sedang memperhatikan kasus ditangkapnya Budi Gunawan setelah direkomendasikan sebagai Kapolri baru.

Saya menilai bahwa tindakan Samad yang dua kali menjaga kepentingan SBY sangat tidak pantas dan tidak etis. Citra KPK bisa rusak oleh pemimpin yang seperti Abraham Samad. Apalagi baru-baru ini Samad juga diketahui menjalin hubungan (berselingkuh) dengan seorang wanita muda.

Hal ini diketahui melalui  beredarnya foto-foto Abraham Samad yang bersama seorang wanita muda. Wanita muda tersebut diketahui adalah seorang Putri Indonesia, Elvira Devinamira. Kabar ini bisa di cek dalam berita yang berjudul Abraham Samad, antara selingkuh, suap dan korupsi. Hal ini mirip dengan kasus Mantan Ketua KPK, Antasari yang menjalin hubungan dengan seorang wanita.

Padahal kinerja KPK selama ini sudah bagus, tetapi perilaku Abraham Samad yang sudah mengawal kepentingan politik SBY sebanyak 2 kali dan menjalin hubungan (berselingkuh) dengan wanita lain ini bisa mencoreng nama baik KPK.

Mungkin sebaiknya Abraham Samad mundur dari posisinya sebagai pimpinan KPK agar nama baik KPK tidak terseret. Ibaratnya karena satu titik, rusak susu sebelanga.

Sumber:

https://twitter.com/polisipatung

http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/04/130403_komite_etik_pengumumam

http://www.merdeka.com/peristiwa/abraham-samad-antara-selingkuh-suap-dan-korupsi.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun