Mohon tunggu...
Timothy W Pawiro
Timothy W Pawiro Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Lifestyle blogger

Lifestyle blogger yang suka dengan kategori : travel, makanan, finance, dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Sekarang Belanja Online Lebih Aman atau Tidak?

31 Desember 2016   18:55 Diperbarui: 31 Desember 2016   22:49 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau dilihat-lihat, sekarang sudah banyak sekali e-commerce atau online shop yang menawarkan berbagai macam barang, serta memberikan bermacam promosi untuk menarik perhatian pembelinya. Mungkin salah satunya saya, walaupun terkadang masih ragu apakah si penjual terpercaya atau tidak, atau apakah sistem pembayaran dari online shop tersebut aman atau tidak. Walaupun begitu, setelah dipikir-pikir ternyata secara tidak sadar, saya sudah sejak lama belanja online!

Pengalaman belanja online saat dulu

Dulu waktu saya masih kuliah, saya suka sekali dengan salah satu grup musik asal Irlandia. Untunglah dulu internet sudah mulai ada, sehingga saya bisa mengakses semua informasi tentang grup musik tersebut melalui internet. Info mengenai album / lagu terbarunya, foto-foto terbaru mereka, bahkan info mengenai jadwal konser mereka.

Kesukaan saya terhadap grup musik ini ternyata memang lebih dari biasanya. Walaupun saya sudah memiliki CD (Compact Disc) terbaru mereka yang saya beli dari toko musik, tapi setelah saya membaca-baca informasi melalui internet, saya pun sadar kalau masih ada yang kurang dari koleksi CD saya. Sejak itulah saya mulai mencari cara, bagaimana saya bisa mendapatkan CD musik mereka yang lain untuk melengkapi koleksi saya.

Setelah mencari-cari, akhirnya saya menemukan sebuah situs marketplace berjenis C2C alias customer-to-customer yang kebanyakan penjualnya berasal dari luar negeri. Rasanya seperti menemukan harta karun, ketika saya menemukan berbagai macam CD musik dari grup musik kesukaan saya itu, yang belum saya punya. Namun, kemudian saya sadar satu hal. Kalau saya belanja online dari situs ini, bagaimana dengan pembayarannya? Saya waktu itu masih kuliah, dan belum mempunyai kartu kredit sama sekali.

Belanja online melalui marketplace luar negeri (dokpri)
Belanja online melalui marketplace luar negeri (dokpri)
Ternyata oh ternyata, setelah saya baca lebih teliti lagi di bagian metode pembayaran, saya menemukan satu celah di mana saya bisa membeli CD yang saya mau. Pembayaran dengan uang tunai! Masalah berikutnya pun muncul, kalau misalnya saya sudah punya uang tunainya, lalu bagaimana cara mengirimnya, ya? Untungnya saya bisa bertanya ke penjualnya atas keawaman saya tentang transaksi online pertama saya waktu itu, dan solusinya adalah mengirim uang itu via pos secara tercatat, alias registered mail.

Kalau sekarang saya pikir-pikir, nekat juga ya saya, demi sebuah CD musik, saya nekat mengirimkan uang tunai ke luar negeri menggunakan pos ke orang lain yang tidak saya kenal. Memang sebenarnya saya bisa melihat feedback orang-orang ke si penjual, tapi tetap saja ya, pembayarannya masih tradisional sekali, pakai uang tunai haha. Beruntunglah saya, selama belanja online di situs tersebut tidak menemukan hal-hal yang tidak diinginkan.

Bagaimana dengan pengalaman saat sekarang?

Sekarang tentunya sudah banyak sekali perkembangan yang berarti, apalagi dengan digalakkannya Gerakan Nasional Non Tunai. Semua orang diharapkan melakukan transaksi non tunai, mulai dari menggunakan kartu debit / kartu kredit, e-money, atau e-wallet.

Pengalaman saya belanja online setelah sebelumnya menggunakan uang tunai, adalah dengan menggunakan kartu debit / kartu kredit. Kalau saya mau membeli DVD atau Blu-Ray murah saat periode Black Friday berlangsung, saya langsung siapkan kartu kredit saya, yang saya gunakan untuk membeli DVD atau Blu-Ray yang saya suka di situs e-commerce luar negeri yang berjenis b2c alias business-to-customer. Setidaknya dengan membeli di ‘toko besar’ saya merasa lebih aman, karena mereka tidak ingin reputasinya rusak karena masalah keamanan pembayaran. Toh selama ini saya juga puas belanja di situs tersebut.

Semakin ke sini, saya juga mulai melirik situs e-commerce atau marketplace lokal, mulai dari yang berjenis b2c maupun yang c2c. Barang yang saya beli pun mulai beraneka ragam, mulai dari hard disk external, power bank, bahkan sebuah smartphone. Untuk dua barang yang pertama, saya membeli dari salah satu e-commerce besar di Indonesia, sedangkan untuk smartphone saya membelinya dari sebuah marketplace lokal ternama.

Mencoba membeli smartphone melalui marketplace lokal (dokumentasi pribadi)
Mencoba membeli smartphone melalui marketplace lokal (dokumentasi pribadi)
Belanja online sebuah smartphone merupakan satu hal yang membuat saya sedikit deg-degan. Pertama, karena uang yang dipakai untuk membeli tidak sedikit, dan kedua, penjualnya adalah toko ritel. Walaupun sekali lagi, ini merupakan marketplace lokal ternama, dan saya sudah melihat nilai sang penjual itu. Namun ada satu hal yang membuat saya cukup tenang ketika belanja di situ, digunakannya rekening escrow di marketplace tersebut.

Sistem pembayaran yang aman dengan rekening escrow

Kenapa saya bisa merasa lebih tenang ketika ada sistem rekening escrow? Merujuk ke gambar di bawah ini, transaksi menggunakan rekening escrow berarti uang yang saya bayarkan untuk belanja online, ‘dititipkan’ terlebih dahulu (1) ke pihak ketiga hingga semua transaksi beres. 'Beres' di sini maksudnya adalah pembeli puas dengan barang yang diterima (2) dari sang penjual. Karena pembeli sudah puas, maka pembeli akan memberi sinyal ke pihak ketiga untuk mengirimkan pembayaran ke si penjual (3).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun