Mohon tunggu...
Sony Kusumo
Sony Kusumo Mohon Tunggu... Insinyur - Menuju Indonesia Surplus

Sony Kusumo merupakan pengusaha yang peduli dengan kemajuan bangsa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Akulturasi Tiongkok dan Indonesia dalam Lembaran Batik Lasem

29 Oktober 2019   10:51 Diperbarui: 29 Oktober 2019   11:11 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saking jayanya di tahun 1904, Van Deventer dalam Overzicht van den Economischen toestand der Inlandsche Bevolking Java en Madorea menyebut Lasem sebagai salah satu pusat pembuatan batik. Bahkan dalam Batikrapport, P De KAT Angelino mencatat bahwa hingga 1931, ada 120 pengusaha batik di Lasem adalah kalangan Tionghoa.

Kemudian di abad itu pula, batik lasem diekspor besar-besaran ke Singapura dan Sri Lanka. Sayangnya carut-marut perekonomian dan politik di era 50-an membuat banyak pengusaha Tionghoa bangkrut sehingga kejayaan batik lasem meredup.

Kini tak banyak lagi rumah batik yang beroperasi. Beberapa diantaranya yang masih bertahan atau hidup kembali adalah Rumah Batik Ongs Art Maranatha, Batik Mawar, Nyah Kiok, Padi Boeloe, Sekar Kencana, Kidang Mas, Katrin Bee, Batik Gajah, Purnomo, Pusaka Beruang, dan Batik Lumintu.

Oleh: Sony Kusumo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun