Memaafkan Tidak Akan Membuatmu Downgrade
Ketika dihadapkan dengan kata memaafkan apa yang hendak kamu lakukan ? Memaafkan adalah satu kata yang mudah untuk diucapkan tapi sulit untuk dilakukan.Â
Memaafkan menjadi perjuangan setiap saatnya. Â Harapan banyak orang terhadap kita juga demikian hendaknya kita menjadi pemaaf atau kata maaf hendaknya ringan dilidah kita.
Saya memiliki satu pengalaman yang membuat saya harus terus-menerus  belajar memaafkan. Saya mempunyai seorang sahabat yang sejak lama menjadi teman untuk berbagi dalam banyak hal.Â
Menjadikannya seorang sahabat bukan karena rupawan, hartawan dan lain sebagainya. Saya memilihnya menjadi sosok sahabat karena kesederhanaannya dalam tutur kata, sikap dan perbuatannya.
Meski demikian, tidaklah semua tindakannya menjadi baik adanya tentu ada sisi gelap yang lain yang turut mewarnai perjalanan hidupnya. Entah mengapa, dia menjadi sosok yang murah hati untuk saya. Apa saja yang saya lakukan, saya minta dia selalu siap untuk itu.Â
Bahkan ketika saya salah, marah dia akan selalu menjadi cermin kebaikan untuk saya. Semisal ketika saya marah karena sesuatu hal dia akan berkata " untuk apa marah, kalau kita masih bisa tertawa mengapa harus marah, mengapa kita menyiksa diri dengan hal-hal yang sepele toh kita bisa diskusikan dengan baik".
Suatu saat saya pernah bertanya "apakah engkau tidak bosan berteman dengan mahluk aneh seperti saya, kadang ngambek tak jelas, marah tak ada sebab dan lain sebagainya? Mengapa engkau baik sekali dan selalu memberi maaf untukku ?"Â
Dia hanya melihatku sambil tersenyum sembari berkata" Memaafkan beribu kali tidak akan membuatmu downgrade" Bisakah kamu membayangkan apa yang terjadi ketika kata maaf tidak pernah hadir ? Barangkali akan ada perang. Mantan boleh berserakan dimana-mana tapi fitnah jangan...hahahaha
Pengalaman kebersamaan itu memberikan kata kunci untukku dalam menjalani hidup yang bagi saya juga menjadi asset dalam kehidupan yakni "Memaafkan tidak akan membuatku downgrade".Â
Memaafkan memang pekerjaan yang membutuhkan tenaga ekstra, kata maaf tidak cukup diungkapkan oleh bibir tapi lebih pada kedalaman hati yakni ada bentuk penerimaan dan keterbukaan untuk memberi.