Mohon tunggu...
Kurnia Nasir
Kurnia Nasir Mohon Tunggu... Musisi - musikus jalanan

musikus jalanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pembawa Cinta di Dunia Maya

15 Januari 2019   20:54 Diperbarui: 15 Januari 2019   21:12 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa bulan ini, jagat informasi kita begitu luar biasa. Masa menjelang Pilpres menjadikan kita seakan narasi kita di dunia maya hanya satu yaitu soal politik. Dan narasi terpenting soal itu adalah pemilihan Presiden.

Narasi soal Pilpres seperti membawa kita pada dunia tanpa etika. Apa yang dituliskan pada media social adalah kata-kata menghakimi. Kata menghakimi itu seringkali disertai dengan kata yang bersifat benci atau antipati terhadap pendapat yang berbeda dengan dirinya.

Cobalah kita tengok. Kata ujaran c*b**g dan kam**t adalah panggilan tak pantas yang sering dilayangkan ke dua kubu.  Mereka saling melempar ejekan dengan menyertakan panggilan itu. Bisa disimpulkan bahwa sebenarnya dua panggilan itu adalah sebutan untuk musuh. 

Narasi itu terus menerus didengungkan sehingga seakan hanya hal itu saja yang layak dibicarakan oleh masyarakat. Dan tidak ada narasi lainnya.

Sehingga dunia media social kini menjadi hanya satu warna saja : menyampaikan kabar Pilpres ; anda mau memilih siapa dan jika berbeda dengan saya anda adalah musuh saya.

Padahal ini hanyalah sebuah kontestasi politik yang hanya lima tahunan. Yang sebenarnya tak perlu sampai dibawa ke ranah permusuhan.

Padahal banyak hal yang bisa kita manfaatkan di media social. Membincangkan pendidikan, UMKM, membicarakan transportasi, cerita menyenangkan untuk anak-anak dan lain-lain.  Bukankah pendidikan adalah penting bagi kita. Bukan saja buat orang tua tetapi juga bagi generasi penerus.

Membincangkan UMKM juga akan bermanfaat. Bidang itu sedang laris manis dibincangkan di media social dengan daya tarik yang luar biasa. Dan tentu menghasilkan pendapatan yang tak bisa dianggap remeh.

Kita bisa membincangkan soal disain produk kemasan krupuk di satu daerah. Atau usaha kuliner yang bisa ditiru oleh masyarakat di daerah lain. Dengan berbagai modifikasi berdasarkan bahan yang ada di daerah itu. Pendek kata, media social adalah tempat yang memungkinkan kita membagi dan berbagi kegembiraan. Jika kita membagi sesuatu yakinlah kita akan mendapatkan sesuatu kelak.

Dan membagi sesuatu pada dasarnya selalu dilandasi rasa cinta. Rasa empati satu terhadap yang lain dan bukan rasa benci. Semua yang dibagi hendaknya didasari oleh empati itu. Sehingga apa yang dibagi itu bermakna positif bukan saja bagi orang lain tapi juga kita, sang pembangi itu.

Ingatlah, jika membagi rasa cinta maka yang akan kita peroleh kemudian adalah rasa damai dan cinta juga. Sebaliknya, jika menyebarkan rasa benci, yakinlah pada suatu hari kelak kita akan menerima kepahitan karena rasa benci itu.

Karena itu, tetap sebarkan damai dan cinta itu  di mana saja termasuk dunia maya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun