Mohon tunggu...
Tiara
Tiara Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa UIN SUSKA RIAU

Menjadi insan penyebar kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kompetisi Berujung Kolaborasi, Jokowi-Ma'ruf Merangkul para Oposisi

18 November 2019   11:20 Diperbarui: 18 November 2019   11:38 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menuju Indonesia Damai Dan Maju

Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.  Sistem ini memang sudah dianut oleh bangsa Indonesia sejak kemerdekaan Republik Indonesia . Lalu apakah yang dimaksud dengan demokrasi? Demokrasi adalah pemerintahan rakyat. Artinya pemegang kekuasaan tertinggi dipegang oleh rakyat. Segala kebijakan mengenai putusan pemerintah haruslah dirundingkan dengan rakyat.

Pada akhirnya seringkali orang menyebut kontestasi dari demokrasi adanya warna-warni perilaku politik. Pelaku dari politik itu sendiri disebut politikus. Kemudian para politikus membangun koalisi ada pula yang menjadi oposisi. koalisi merupakan partai atau gabungan partai yang dibentuk dalam periode tertentu untuk tujuan politik bersama.

Dan koalisi ini sifatnya bekerja dalam periode tertentu, seperti saat pemilu untuk mencalonkan dan mendukung kandidat dalam pemilihan presiden atau kepala daerah. partai koalisi masih memiliki keterbatasan untuk mengkritisi lebih jauh kebijakan-kebijakan pemerintah karena komitmen koalisi sebagai pendukung pemerintah atau keterlibatannya yang lebih dalam dalam kebijakan pemerintah. Sementara oposisi bersifat sebaliknya. Akses dalam mempengaruhi kebijakan secara langsung mungkin terbatas.

Namun, pihak oposisi memiliki kemampuan lebih fleksibel dan objektif dalam mengawasi dan mengkritisi kebijakan pemerintah. Sehingga kehadiran oposisi ini sangat penting agar check and balances parlemen berjalan.

Politik??

Pengertian politik pertama kali diperkenalkan oleh Aristoteles di dalam karyanya Politikon. "Manusia secara kodrati adalah binatang politik". itu merupakan ungkapan Aristoteles untuk mendeskripsikan  bahwa kita itu adalah manusia sosial yang bisa hidup hanya dengan berpolitik.  Namun pada prakteknya  benar yang dikemukakan  Machiavelli yang dituangkan dalam karyanya The Princedan The Discourses juga nampak pada dinamika politik zaman reformasi saat ini. Dimana gagasan Machiavelli "siapa yang mempunyai senjata akan mengalahkan siapa yang tidak mempunyai senjata".

Dalam dinamika politik nasional saat ini, terlihat jelas siapa yang memiliki senjata dalam hal ini  modal dan media saja istilahkan 2M. Maka merakalah yang akan memenangkan percaturan politik atas mereka yang tidak mempunyai 2M. Yang secara idealnya harusnya siapa yang memiliki kompetensi politik yang tinggilah yang pantas menang, namun kenyataannya mereka jika tidak memiliki senjata 2M maka dia tidak akan mendapat apa-apa. Dari sinilah munculnya praktek politik itu sendiri dianggap kotor, korupsi dan demi ambisi untuk bisa duduk di kursi.

Sejak dijajahnya negara indonesia oleh Belanda, politik pun selalu saja menjadi noda yang diwariskan hingga saat ini. Yang mengaku untuk kepentingan bangsa dan negara tapi nyatanya hanya kepentingan segelintir orang-orang saja.

Di tanggal 17 april 2019 adalah hari pesta demokrasi Indonesia untuk menentukan pemimpin bangsa antara Kubu 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan 02 Prabowo-Sandiaga uno dimana pada saat itu mereka berkompetisi dan berkampanye menyampaikan visi dan misi disertai semangat yang menggebu-gebu. Gejolak politik begitu terasa hingga perseteruanpun ada dimana-mana.

Dan pada Selasa, 21 Mei 2019 dini hari, hasil suara rakyat telah secara resmi diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia bahwa pemimpin negara indonesia adalah kubu 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Saat itu pun begitu banyak pandangan yang mengatakan adanya kecurangan, ketidakadilan, media masa dianggap pemalsuan sampai dengan perhitungannya menganggap pemenang. Sehingga hembusan angin pro dan kontra ini merasuki pikiran rakyat yang menjadi emosi yang meluap-luap dari berbagai pihak sampai timbulnya kerusuhan. Begitulah cerita singkatnya huru-hara politik pasca pilpres.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun