Konflik antara Palestina dan Israel mengakibatkan 228 mantan tahanan anak-anak dari seluruh Tepi Barat. Mereka, yang ditahan antara 1 dan 18 bulan, mayoritas mengalami perlakuan kasar seperti dipukuli, diborgol, dan ditutup mata saat penangkapan. Penelitian menunjukkan bahwa interogasi seringkali dilakukan tanpa kehadiran pengasuh, tanpa makanan, air, tidur, atau akses ke penasihat hukum. Dugaan kejahatan utama adalah pelemparan batu, dapat mengakibatkan hukuman 20 tahun penjara bagi anak-anak Palestina.
melansir dari beberapa sumber menunjukkan bahwa:
* Selama penangkapan, 42% anak-anak terluka, termasuk luka tembak dan patah tulang, dan 65% anak-anak ditangkap pada malam hari, sebagian besar antara tengah malam dan fajar. Separuh dari seluruh penangkapan yang terjadi di panti asuhan.
* Mayoritas anak-anak mengalami kekerasan fisik dan emosional dalam tingkat yang mengerikan, termasuk pemukulan (86%), diancam dengan kekerasan (70%), dan dipukul dengan tongkat atau senjata (60%).Â
* Beberapa anak melaporkan kekerasan dan mengungkapkan yang bersifat seksual, termasuk dipukul atau disentuh pada alat kelamin dan 69% dilaporkan digeledah.Â
* 60% anak mengalami masa isolasi dengan lama waktu bervariasi dari 1 hari hingga 48 hari. Â
* Anak-anak tidak diberi akses terhadap layanan dasar, 70% mengatakan mereka menderita kelaparan dan 68% mengatakan mereka tidak menerima layanan kesehatan apa pun. Â
* 58% anak-anak tidak diberi akses atau komunikasi dengan keluarga mereka selama ditahan.Â
* mayoritas anak-anak yang ditahan adalah anak laki-laki -- sebuah tren yang ditunjukkan dalam survei ini, dengan 97% responden terdiri dari anak laki-laki.
Selama ini, banyak anak di Gaza dilahirkan di bawah blokade ketat Israel. Ironisnya, ketika mereka tumbuh, mereka harus menyaksikan penghancuran lingkungan mereka oleh bom.Â
UNICEF mencatat bahwa realitas dampak kekerasan di Gaza dan Israel terlihat dan dirasakan oleh anak-anak Palestina. Kengerian sesungguh nya dapat diukur melalui pengaruh langsung dan konsekuensi jangka panjang serta trauma yang akan mengubah kehidupan anak-anak secara permanen.