Mohon tunggu...
JPIC Kapusin Medan
JPIC Kapusin Medan Mohon Tunggu... Lainnya - Capuchin Brother

Fransiskan Kapusin

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bergandeng Tangan Mematahkan Rekor yang Mencekam

7 Januari 2021   22:37 Diperbarui: 8 Januari 2021   09:37 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tercatat rekor baru kasus positif Covid 19 di Indonesia 9.321 orang per 7 Januari 2021 (dari Kompas.com dan CNN Indonesia). Katanya, ini menjadi rekor tertinggi di Indonesia setelah laporan kasus Covid oleh Satgas Penanganan Covid per 6 Januari 2021 sebanyak 8.854 orang. Dengan ini, di Indonesia sendiri kasus positif Covid 19 menjadi 797.723 orang; 659.437 orang dinyatakan sembuh, 23.520 orang meninggal dunia, 68.019 pasien spesimen dan 68.753 pasien suspek. Lantas, berdasar data ini (mudah-mudahan tidak keliru), apakah ini bisa digolongkan sebagai prestasi bagi Indonesia, atau apakah angka-angka ini justru menjadi sesuatu yang mencekam? 

Seperti yang pernah saya utarakan dalam paragraf pendahulu dalam artikel Akhirnya Sudah Boleh Tertawa, orang akan berbondong-bondong menyabet prestasi dalam karir, status, kerja keras, dan studi. Maunya, setiap orang dinyatakan positif lulus  (menang) dan berhasil dalam ajang  kompetisi bergengsi. Namun, terhadap Covid 19, tidak ada prestasi untuk jumlah yang terinfeksi. Siapa pun ingin untuk tidak terinfeksi, dinyatakan positif Covid (karena akan berabe urusane), dan ada orang di sekitarnya kena Covid. 

Malahan, tingginya kasus positif Covid 19 bisa menjadi momok bagi suatu negara karena tidak mampu meredam kelajuan kasus. Yang menjadi prestasi yang menggembirakan adalah bahwa angka positif Covid berangsur-angsur menurun, jumlah yang sembuh fantastis, dan yang meninggal sudah sangat sedikit dan kalau bisa tidak ada (nol). Maka, lonjakan kasus positif Covid 19 bukanlah prestasi apalagi rekor. 

Faktor Penyebab Lonjakan Kasus Positif Covid

Barangkali keterangan dari Kompas.com per November 2020 bisa menjelaskan dengan sederhana, bahwa penyebab lonjakan positif Covid 19:

1. Penyebaran virus melalui udara di ruang perkantoran atau tertutup lainnya, apalagi ruangan ber-AC, tidak memiliki ventilasi yang baik, dan tidak ada celah bagi sinar matahari untuk masuk. Padahal, virus ini bisa bertahan 2-3 hari dengan menempel di permukaan benda.

2. Tidak menjaga jarak fisik. Masih banyak orang yang belum sadar spontan menjaga jarak kontak atau komunikasi.

3. Tidak displin pakai masker. 

4. Penginputan data dari masing-masing daerah di Indonesia belum lancar. Jubir Satgas Penanganan Covid 19, Wiku Adisasmito dalam kanal Youtube BNPB Indonesia per 4 Desember 2020 menyatakan bahwa masih ada daerah yang kesulitan mengirimkan laporan data Covid. Hal ini membuat sinkronisasi data tidak optimal.

5. Lebih pilih menghabiskan liburan di luar rumah daripada stay at home. Data yang dipaparkan Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid 19, yaitu Sonny Harry B. Harmadi per 29 Desember 2020 yang lalu menggambarkan lonjakan kasus Covid 19 terjadi pada saat libur panjang.  Datanya bisa dilihat di sini.

Usaha yang Dilakukan Pemerintah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun