Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Gagal Merencanakan, Merencanakan Gagal

20 Mei 2016   10:53 Diperbarui: 23 Mei 2016   09:41 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : http://sojournfoundation.org/our-work/future-plans/

Mungkin sering mendengar kata bijak ini. Gagal merencanakan sesuatu, sama saja sedang merencanakan kegagalan. Saya tidak tahu persis siapa yang pertama sekali menyatakan kata bijak ini. Tapi yang saya tahu bahwa keberhasilan merencanakan adalah kunci keberhasilan. Sebagian besar keberhasilan itu dicapai dengan perencanaan yang matang, selanjutnya adalah tindakan kita untuk menjalankan rencana tersebut. Demikian halnya dengan masa depan kita, mutlak harus merencanakan sejak dini.

Mengapa harus direncanakan?

Menurut hemat saya, setidaknya dua alasan ini merupakan alasan praktisnya. Pertama, karena tidak seorangpun yang tahu bagaimana situasi masa depan. Kedua, dengan adanya perencanaan maka kita bisa mempersiapkannya dengan sebaik mungkin. Sudah barang tentu dalam hal ini pendidikan anak, proteksi kesehatan dan dana pensiun merupakan bagian penting yang harus diprioritaskan juga.

Telah banyak bukti. Tidak bisa dipungkiri, ada anak putus sekolah, tidak bisa mendapatkan pendidikan berkualitas, bahkan tidak bisa bersekolah hingga pendidikan tinggi karena gagal merencanakan dana pendidikan sejak dini. Mungkin karena sebelumnya orangtuanya memiliki keyakian bahwa kemampuan finansial, jabatan dan pekerjaannya saat ini masih bagus. Tidak pernah berpikir bahwa sesuatu itu bisa berubah diluar dugaan dan kemampuan kita. Sehingga sejak awal mereka tidak terlalu peduli untuk merancang dan merencanakan sejak awal. Atau mungkin karena belum memiliki kesadaran untuk merencanakan dana pendidikan.

Demikian halnya dengan proteksi kesehatan. Tidak ada jaminan bahwa hidup kita selamanya akan sehat-sehat saja. Semua orang memungkinkan mengalami sakit penyakit. Mungkin ada penyakit yang datang dalam waktu dekat atau lama. Mengalami sakit berat yang harus memaksa kita untuk rawat inap di rumah sakit, atau hanya penyakit ringan saja yang butuh rawat jalan. Bahkan ada penyakit menahun yang mungkin membuat seseorang tidak produktif lagi. Bila ini terjadi bagaimanakah hidup kita di depan? Bagaimana dengan orang-orang yang kita cintai seandainya kita sudah berkeluarga.

Satu lagi fakta yang akan kita hadapi. Semua akan memasuki masa tua. Semua yang bekerja akan menghadapi masa pensiun atau tidak produktif lagi. Akankah kita memiliki kesiapan masa yang akan datang bila kita tidak mempersiapkan dari sekarang? Akankah kita bisa menikmati keindahan masa tua bila tidak direncanakan sejak dini, selagi produktif?


Seharusnya ketiga hal ini harus menjadi perhatian, bahan pemikiran dengan serius. Kenapa? Karena tidak ada yang abadi dimuka bumi ini. Situasi keuangan bisa berubah. Kesehatan dan produktivitas bisa menurun. Sementara hidup harus berjalan.

Kalau Gitu, Bagaimana Merencanakannya?

Langkah awal, memperbaiki mindset bahwa masa depan harus direncanakan dengan bijak. Pendidikan anak, kesehatan dan pensiun harus dirancang dari sejak awal, karena semua toh akan berharap yang terbaik ketika melalui masa-masa itu. Setelah itu baru kita pikirkan bagaimana cara dan strategi bijaknya.

Ngomong-ngomong tentang rencana pendidikan. Commenwealth ternyata memiliki asuransi pendidikan terbaik loh! Namanya Danatra Cendekia. Danatra Cendikia adalah produk Asuransi Jiwa Dwiguna yang menawarkan perlindungan jiwa sekaligus kepastian dana pendidikan bagi putra-putri tertanggung (orang tua).

Adapun manfaat dari Danatra Cendikia tersebut, menyediakan kepastian dana pendidikan bagi anak secara fleksibel. Manfaat dapat dibayarkan sesuai dengan usia dari anak yang bersangkutan. Disamping itu ada manfaat jatuh tempo, yaitu tertanggung akan memperoleh 100% Uang Pertanggungan (UP) ditambah akumulasi deviden yang akan terbentuk (bila ada). Selanjutnya, bila orang tua sebagai tertanggung meninggal dunia atau mengalami cacat tetap total di masa asuransi, maka premi Danatra Cendekia akan dibebaskan dan manfaat tahapan tetap dibayarkan sampai akhir kontrak. Serta bila anak sebagai ahli waris meninggal dunia di masa asuransi, maka akan diberikan manfaat sebesar USD 5.000 (untuk Polis US Dollar) atau Rp. 10.000.000,- (untuk Polis Rupiah) dan semua premi yang telah dibayarkan akan dikembalikan. Bermanfaat, kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun