Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mata Sehat, SDM Unggul

10 Oktober 2019   13:29 Diperbarui: 10 Oktober 2019   14:05 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Tahukah Anda bahwa setiap tahunnya diperingati Hari Penglihatan Sedunia (World Sight Day)? Peringatan ini tepatnya dilaksanakan pada hari Kamis pekan kedua bulan Oktober.

Adapun yang menjadi tema dari Hari Penglihatan Sedunia tahun ini adalah Vision First. Sementara untuk tema nasionalnya adalah Mata Sehat SDM Unggul.

Mengingat peringatan ini begitu penting, maka Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyelenggarakan sosialisasi tentang pentingnya mengenali dan mendeteksi gangguan penglihatan sedini mungkin di gedung Sujudi Kemenkes (8/9).

Seberapa pentingkah mata bagi kehidupan kita?

Menurut salah seorang narasumber pada acara sosialisasi tersebut, dr. M. Siddik, SpM dari Perdami, mengatakan bahwa mata kita adalah jendela dunia. Mata kita adalah organ sensoris paling penting. Bisa dikatakan bahwa 80% informasi yang kita peroleh berasal dari penglihatan.

Namun dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan masalah mata yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan (visual impairment) hingga kebutaan. Masalah penglihatan ini sendiri ternyata bukan hanya masalah nasional saja, tetapi merupakan masalah kesehatan global juga.

Kalau berbicara tentang gangguan penglihatan, maka WHO telah mendefenisikannya dalam dua hal. Low Vision dan Blindness. Adapun yang menjadi klasifikasi gangguan penglihatan yang digunakan adalah berdasarkan tajam penglihatan.

Dikatakan low vision jika tajam penglihatan berkisar <6/18 hingga 6/60 untuk yang moderate, untuk yang severe berkisar 6/60 hingga 3 meter hitungan jari. Sementara dikatakan blindness jika tajam penglihatan dengan koreksi kurang dari 3 meter hitung jari.

Selanjutnya, kalau bicara tentang masalah mata, ternyata hal ini berdampak pada setiap kelompok umur. Bagi mereka yang yang lanjut usia ada beberapa masalah mata yang umumnya dihadapi seperti katarak, glaukoma, AMD (degenerasi makula).

Katarak adalah kekeruhan lensa yang disebabkan proses penuaan atau sebab lain, sehingga menyebabkan penurunan tajam penglihatan sampai terjadi kebutaan. Adapun yang menjadi tanda dan gejalanya seperti penglihatan kabur, penglihatan ganda, silau, dan penglihatan semakin kabur walaupun sudah berganti-ganti ukuran kacamata.

Glukoma adalah penyakit mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan bola mata yang disertai kerusakan saraf mata dan penyempitan lapang pandang.

Nah, bagaimana dengan masalah mata untuk usia sekolah dan usia di atas 40 tahun? Umumnya yang terjadi adalah kelainan refraksi. Adapun jenis-jenis kelainan refraksi diantaranya myopi (rabun jauh), hipermetropi (rabun dekat), presbiopi (rabun dekat usia lanjut) serta astigmatisma (silindris).

Sementara bagi penderita diabetes, yang sering menjadi permasalahan mata adalah retinopati diabetik. Masalah ini merupakan gangguan pembuluh darah mikro (mikroangiopati) yang mengenai pembuluh darah prekapiler, retina, kapiler, venula, sehingga menyebabkan penyumbatan (oklusi) mikrovaskuler dan kebocoran vaskuler, akibat kadar gula darah yang tinggi dan lama.

Ternyata masalah mata bukan saja menyerang yang sudah lanjut usia, anak dan dewasa, serta penderita diabetes. Ternyata dapat juga terjadi pada usia bayi yaitu dengan jenis ROP atau yang dikenal dengan retinopati pada bayi prematur.

Menjaga Kesehatan Mata

Pada kegiatan sosialiasasi melalui talkshow kali ini, dr M. Siddik, SpM, menghimbau masyarakat untuk melakukan pemeriksaan mata. Apalagi 3 dari 4 kasus gangguan penglihatan sesungguhnya masih dapat dihindari.

Selanjutnya dr. M. Siddik, SpM, memberikan beberapa tips untuk menjaga kesehatan mata. Misalnya, bagi anak-anak perlu memberikan pencahayaan yang baik terutama saat membaca dan belajar. Selain itu, melakukan kegiatan outdoor tiap hari untuk mencegah miopi (rabun jauh).

Begitu pula untuk orang dewasa (terutama bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun) perlu pencahayaan yang baik untuk kegiatan sehari-hari.

Selain pencahayaan yang baik dalam belajar dan kegiatan sehari-hari, setiap hari harus mengonsumsi makanan yang sehat, terutama yang mendukung pada kesehatan mata.

Jangan lupa untuk menghindari paparan UV-B, rokok dan alkohol, kemungkinan cedera saat kerja dengan menggunakan pelindung mata.

Mengingat era ini hampir semua telah menggunakan gadget dan komputer, maka perlu melakukan istirahat berkala saat menggunakan gadget atau komputer misalnya dengan menggunakan rule "20-20-20 rule" yakni ketika sudah duapuluh menit menggunakan gadget atau komputer, usahakan mengistirakatkan mata 20 detik, dan memandang jarak 20 meter.

Tempatkan sumber cahaya jauh dari layar/display serta berikan tirai pada jendela atau memberikan filter anti silau (anti-glare filters) pada layar/display.

Perlu diketahui pula, bahwa akibat paparan gadget yang terlalu lama dapat merangsang terjadinya miopi pada anak. Sementara untuk semua kelompok umur dapat menimbulkan astenopia (mata lelah) dengan gejala ocular fatique, penglihatan buram, penglihatan ganda, sakit kepala, mata berair, silau, serta pegal (sekitar alis, peliis, dahi atau leher).

Akhir kata, saya ucapkan selamat Hari Penglihatan Dunia, mari kita menjaga kesehatan mata sejak dini. Salam

_____

Sumber : Diolah dari Materi Talk Show dan Brosur Kemenkes

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun