Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menanamkan Semangat Meneliti, Membangun Kejayaan Bangsa

10 Agustus 2018   17:33 Diperbarui: 14 Agustus 2018   03:56 1354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Peneliti Cilik (dokumentasi pribadi)

Mengapa di dunia ini ada negara yang maju, ada yang tidak? Mengapa ada negara yang berlimpah Sumber Daya Alam (SDA) tapi tidak mampu menyejahterakan rakyatnya. Di sisi lain, ada negara yang minim SDA tapi memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) unggul justru mengakibatkan negaranya makmur sejahtera.

Sesungguhnya jawabnya sangat sederhana. Keberhasilan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh sebuah negara adalah suatu keniscayaan.

Sementara kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut adalah produk dari kesadaran dan hasrat ingin tahu yang besar dari masyarakatnya, kemauan mencoba yang tinggi, serta semangat memberikan solusi pada berbagai permasalahan kehidupan.

Atau singkatnya kita sebut sebagai tingginya kesadaran dan semangat penelitian atau riset. Itulah sejatinya pintu masuk gerbang kemajuan sebuah bangsa.

Nah, dengan demikian, di negara tersebut akan serta merta tumbuh subur hasil karya cipta dan inovasi yang mampu menggerakkan bangsa pada sebuah kemajuan peradaban demi kepentingan masyarakat.

Sementara tanpa pengetahuan, tidak akan mungkin berkembang karya cipta dan inovasi. Buktikan saja pada negara-negara yang maju di dunia.

Dengan menghargai dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta mengimplementasikannya menjadi sesuatu yang bermanfaat dalam kehidupan, telah menjadikan mereka sebagai negara yang diperhitungkan dan disegani.

Dan pada akhirnya, secara ilmu pengetahuan dan teknologi, karya cipta dan inovasi, maka negara berkembang pun akan banyak yang bergantung kepada negara maju tersebut.

Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang masih bergantung pada negara maju. Mulai dari berbagai teknologi yang digunakan untuk mengeksplorasi hasil bumi, teknologi pada berbagai bidang industri dan pertanian, teknologi pesawat terbang dan kelautan, teknologi informasi dan komunikasi, hingga teknologi pangan dan obat-obatan.

Memang, harus diakui, bahwa dalam beberapa bidang teknologi kita sudah bangkit, tapi masih belum sepenuhnya bisa bersaing dan percaya pada keunggulan produk buatan sendiri.

Sekarang masalahnya jelas. Bagaimana caranya agar ilmu pengetahuan dan teknologi dapat berkembang pesat di negeri kita? Dengan begitu, kita bisa melahirkan karya cipta dan inovasi di berbagai bidang. Jawabnya meningkatkan penelitian atau riset.

Berbicara tentang riset, di sebuah tulisan Moazzam Malik, Duta Besar Inggris untuk Indonesia pada kolom opini Kompas cetak hal. 6 (4/5/2018) berjudul Pembangunan Berbasis Pengetahuan, dikatakan tentang pentingnya dikembangkan riset. Terutama yang berkaitan dengan riset dasar, layaknya di Inggris dan negara-negara maju lainnya.

Diharapkan pula bahwa riset dasar tersebut akan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan fundamental yang terkait dengan cara kerja suatu hal.

Bahkan dalam tulisan itu dikatakan, tanpa riset dasar tidak akan mungkin ada riset terapan. Sementara, hal itu menjadi permasalahan pokok bangsa kita.

Moaazzam mengutip dari laporan UK Royal Society (2015) bahwa Indonesia butuh basis penelitian dasar yang kuat, tidak meloncat langsung pada riset terapan.

Saya sepakat dengan pernyataan tersebut. Artinya, untuk maju dan menjadi negara yang jaya, kita harus aktif membiasakan dan melatih diri untuk melakukan berbagai riset. Terutama yang berhubungan dengan riset dasar selanjutnya baru bicara riset terapan.

Mengapa harus diawali dengan riset dasar? Karena sesungguhnya filosofi dan kekuatan konsep ada di sana. Penguasaan akan filosofi dan konsep tentu akan memudahkan riset terapan tersebut.

Nah, di samping memperkuat riset dasar yang dilanjutkan dengan riset terapan, terkhusus untuk inovasi pada 8 fokus penelitian berikut pun harus menjadi prioritas bangsa kita. Mulai dari teknologi pertanian dan pangan, teknologi energi baru dan terbarukan, teknologi kesehatan dan obat, teknologi manajemen transportasi teknologi informasi dan komunikasi, teknologi pertahanan dan kemanan, teknologi material.

Hal-hal tersebut adalah sesuatu yang krusial dan yang mendesak dikembangkan untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan bangsa.

Dalam tulisan ini, secara spesifik saya ingin mengangkat tentang pentingnya fokus penelitian pada teknologi energi baru dan terbarukan. Mengapa? Mengingat bahwa kebutuhan akan energi masih sangat tinggi. Bahkan tidak ada hari tanpa energi.

Sementara di sisi lain, persediaan energi yang kita andalkan saat ini menjadi semakin langka, terutama yang berhubungan dengan energi fosil.

Hal itu pernah juga saya tuliskan pada tulisan saya di kompasiana

Tidak lama lagi minyak bumi akan tinggal kenangan. Ternyata semakin hari cadangan minyak bumi pun semakin menipis. Hal yang wajar, sebab selama ini antara penemuan ladang minyak bumi baru dengan konsumsi sudah tidak seimbang. Jika penemuan ladang minyak baru dianalogikan berdasarkan deret hitung, maka konsumsi untuk minyak bumi dianalogikan berdasarkan deret ukur.

Sebagai fakta, kita bisa melihat infografis berikut tentang penurunan cadangan minyak di Indonesia.

Dari tahun ke tahun cadangan minyak tersebut semakin menurun. Kalau begitu apa yang harus kita lakukan?

Solusinya harus mulai perlahan meninggalkan penggunaan energi fosil dan memanfaatkan energi baru dan terbarukan.

Tapi tidak semudah itu. Tentunya harus serius melakukan usaha pencarian atau menciptakan sumber energi baru. Untuk itu riset harus digalakkan.

Sumber : https://katadata.co.id/berita/2015/11/16/cadangan-minyak-turun-gas-meningkat
Sumber : https://katadata.co.id/berita/2015/11/16/cadangan-minyak-turun-gas-meningkat
Menurut hemat saya, setidaknya ada beberapa langkah strategis yang harus dilakukan untuk menjadikan Indonesia Jaya dengan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis riset.

Dengan demikian permasalahan energi fosil yang semakin menipis dapat terpecahkan melalui teknologi energi baru dan terbarukan.

Pertama, merekrut dan menggerakkan peneliti-peneliti muda yang memiliki keinginan yang tinggi, tidak mudah menyerah, kreatif, dan inovatif, yang tertantang untuk memberikan solusi. Kemudian mendukung mereka dengan pendanaan baik dari pihak pemerintah maupun swasta.

Bahkan dengan pihak swasta biasa dibentuk kerjasama mulai dari proses perencanaan, penelitian hingga produksi uji coba sumber energi baru atau mungkin hingga produksi massalnya di kemudian hari.

Dan yang terpenting, jangan pernah takut menggelontorkan dana untuk riset selagi selagi hal itu bisa dipertanggungjawabkan.

Kedua, melakukan sayembara secara besar-besaran untuk mencari alternatif terbaru sebagai sumber energi terbarukan. Baik dalam bentuk ide atau sesuatu yang sudah nyata bisa dimanfaatkan untuk sumber energi terbarukan.

Ketiga, menanamkan riset dasar dari pendidikan terendah. Artinya sejak dini harus ditanamkan semangat ingin tahu, kemauan menyelidiki, serta  keinginan untuk memberikan solusi.

Kemudian, melatih anak-anak untuk memiliki kemauan tinggi untuk bertanya, melatih mereka berdiskusi dengan sesama rekan-rekannya, serta membiasakan untuk menjawab permasalahan-permasalahan dalam kehidupan.

Keempat, membangun sinergi antara pemerintah, swasta dan lembaga pendidikan serta lembaga penelitian seperti Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (puspiptek).

Kemudian membangun visi dan misi yang sama tentang riset. Serta menempatkan keutamaan kepentingan bangsa demi mewujudkan Indonesia Jaya.

Dengan demikian, kita berharap permasalahan kelangkaan sumber energi fosil bisa teratasi dengan sumber energi terbarukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun