Ibarat sebuah buku, hari ini kita sudah memasuki lembar ketiga.
Kalau saya analogikan, maka lembar pertama itu kita masih berada di kata pengantar, yaitu ucapan syukur kepada Tuhan karena kita masih diberikan kesempatan untuk ikut memasuki tahun yang baru, 2018.
Sekaligus dengan menata dan memperkuat kembali harapan-harapan pribadi masing-masing. Mungkin harapan-harapan tersebut pun ada yang telah tertuang  dalam bentuk resolusi di sebuah catatan khusus.
Sementara pada lembar kedua, kita sudah berada pada daftar isi. Setidaknya kita mulai mempersiapkan hal-hal apa yang mau kita pelajari dan dikerjakan. Termasuk melakukan prioritas-prioritas yang mana ajan kita kerjakan.
Seperti seorang pembaca buku, pada bagian mana terlebih dahulu kita baca. Atau sebaliknya kita akan membacanya secara berurutan. Itu semua tergantung kebutuhan dan situasi. Dan ini adalah bicara prioritas. Kalau Steven R. Covey bilang " First Thing First".
Nah, hari ini kita sudah berada pada lembar ketiga. Saya pribadi pun akan mulai menjalani aktivitas formal. Mulai bekerja. Dan komitmen saya masih segar, bahwa saya harus mengerjakan sesuatu dengan hasil terbaik dan hal mana yang saya dahulukan.
Bagi saya, sebelum memulai lembar ketiga ini, terlebih dahulu saya merenungkan Firman Tuhan yang saya yakini.
Natsnya demikian, " Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. (1 Yoh. 2:15-16)
Pada lembaran ketiga, mungkin rekan-rekan pembaca pun sudah punya cerita masing-masing atau sedang mencoba menuliskannya.
Satu hal yang pasti, bahwa cerita hari ini akan terus berlanjut dan berkesinambungan dengan cerita-cerita berikutnya. Bagaimana kita memutuskan dan bertindak, sudah pasti akan berdampak pada cerita-cerita berikutnya, esok atau lusa.
Tetapi jangan lupa, bahwa keyakinan, prinsip serta cara berpikir jauh lebih penting dalam menyusun cerita kehidupan kita. Sebab hal-hal tersebutlah yang memengaruhi setiap keputusan, pilihan maupun tindakan kita.