Mohon tunggu...
Thufiul Lailatul
Thufiul Lailatul Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2015.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Malam Tahun Baru Sholawatan

1 Januari 2016   00:43 Diperbarui: 1 Januari 2016   00:49 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam tahun baru menjadi malam yang sangat dinantikan oleh banyak orang. Baik tua, muda, laki-laki, perempuan, anak-anak dan utamanya pasangan muda mudi. Mereka menganggap malam tahun baru menjadi momen yang sanagt spesial. Pasalnya pada malam tahun baru, baik dari kabupaten pinggiran hingga kota besar merayakannya dengan meyelenggarakan pesta kembang api secara besar-besaran.

Daya tarik kembang api yang sangat cantik dan jarang dinyalakan itu menjadi faktor utama. Selain itu, masing-masing kota tentunya tidak terlewat untuk mengundang artis-artis baik dalam kota maupun luar kota untuk ikut meramaikannya.

Sayangnya hal ini menimbulkan dampak negatif bagi muda-mudi Indonesia umumnya. Mengapa demikian? Karena labilnya emosi muda mudi jaman sekarang membawa mereka mudah terjerumus dalam lembah dosa. Di saat momen malam tahun baru seperti ini mereka lebih suka jalan bareng dengan pacarnya dari pada menghabiskan malam dengan keluarga mereka. Mereka lebih suka menggandeng tangan pacarnya untuk melihat kembang api. Syukur kalau masih sekedar gandeng tangan, karena dilihat dari kejadian-kejadian yang marak terjadi sekarang ini para remaja yang bercaran tak lagi sekedar menggandeng tangan. Mereka sudah berani melakukan hal-hal yang lebih dari itu.

Berawal dari bergandeng tangan, berlanjut berpelukan, masih belum puas, mereka akan berani berciuman. Karena hal negatif tersebut dianggap sebagia hal yang wajar bagi kalangan orang yang menganggapnya wajar, mereka akan melakukan hal yang lebih tidak terkontrol yaitu melakukan hubungan suami istri. Ini sangat menghawatirkan bagi generasi penerus bangsa. Perlunya pembentukan karakter bagi pemuda pemudi Indonesia.

Orang-orang yang suka minum alkohol, bermain judi, narkoba dan lain-lain, memaanfatkan momen malam tahun baru ini bukan sebagai ajang untuk bermuhasabah diri, melainkan sebagai ajang untuk berpesta pora. Mereka lebih suka menikmati kebersamaan bersama teman-teman yang mereka anggap mempunyai nasib yang sama, terlantar dari keluarga dan sama-sama pecandu alkohol, judi, dan narkotika.

Semua orang tahu bahaya yang ditimbulakan alkohol dan narkotika, tetapi bagi orang yang sudah candu tidak akan mau tahu dengan bahaya yang akan mereka dapati. Mereka cuma butuh fly (terbang) melayang tanpa beban dan merasa tenang. Merasa terbebas dari masalah yang dihadapi.

Diluar sana, ketika banyak orang sedang menanti jam berdentang menunjukkan jam dua belas, kembang api dinyalakan besar-besaran dengan indah dan ucapan selamta tahun baru, warga masyarakat pondok pesantren Al-Luqmaniyyah mengisi malam tahun barunya dengan sholawatan. Sholawatan dipimpin oleh anggota kamar satu yang bertugas mengisi acara sholawat ad-dibaiyyah.

Salah seorang santriwati menuturkan, “saya bangga dengan diri saya dan pondok el-qi ini. Disaat teman-teman merayakan tahun baru dengan hura-hura dan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat, kami disini dituntut untuk melakukan rutinitas kami, sholawatan. Ini menjadi momen yang sangat bagus bagi kami, yaitu menyongsong tahun baru dengan sholawatan. Saya bangga karena dengan adanya acara sholawatan ini, saya bisa terbebas dari perkara yang tidak bermanfaat pada malam tahun baru ini.

Saya berharap dikemudian hari pemerintah tidak hanya memberikan acara berupa pesta kembang api yang hanya akan berakhir dengan sia-sia, tetapi pemerintah menyediakan acara berupa do’a bersama sebagai sarana bermuhasabah diri pada tahun yang berakhir dan berdoa agar harapan-harapan baiknya ditahun yang akan datang dikabulkan oleh Allah.”

Sholawatan menjadi sarana ampuh untuk merayakan tahu baru. Selain menyemarakan tahun baru, juga menambah rasa cinta kita pada Rosulullah. Mencegah kita dari berbuat maksiat, hura-hura dan melakukan hak yang tidak bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun