Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Ketika "Mobil Setan" Melaju ke Surga

22 Mei 2022   18:37 Diperbarui: 25 Mei 2022   19:00 1456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mitsubishi L300 jadi angkot di Bandung (Pinterest/Yohanes Hendra via gridoto.com)

Lebih menguji nyali ketika di jalan terjal sang sopir nekat nyerobot lewat bahu jalan pengunungan yang sebelah kiri dan kanan kita ada jurang. Mungkin pak sopir masih menganggap bahu jalan yang sedang dilalui itu adalah bahu jalan raya atau jalan tol.

Masalah serobot bahu jalan, Mobil Setan ahlinya. Kalau nyalip, separuh seperempat badannya di atas aspal, tiga perempat di bahu jalan. Rodanya persis di sisi tebing jalan. Kalau salah kontrol, pasti tergelincir ke dalam selokan. Kalau sudah begini, tidak mungkin pak sopir dan kondektur saja yang akan mengurusnya. Pasti juga penumpang yang akan bergotong royong mengeluarkannya. 

Pernah juga mobil yang saya tumpangi harus mundur saat nekat melaju di tanjakan, ternyata di atas sudah menunggu pantat truk yang tidak bisa nanjak.

Karena truk tersebut harus mundur, maka mobil yang saya tumpangi juga pasti harus mundur terlebih dahulu, padahal di belakang sudah banyak kendaraan yang antre.

Situasi seperti itu mungkin baru cocok kalau pak sopir menggratiskan saja penumpangnya, karena sudah terbayar dengan ketidaknyamanan.

Namun justru sebaliknya, semakin banyak kendala, semakin ngomel pula pak sopir yang bisa berakibat pada tingginya tarif ongkos yang akan ditagih. Jumlah yang paling tinggi saya dengar ditagih ke penumpang Rp. 60 ribu. 

Tarif ongkos Mobil Setan sebenarnya sudah tetap. Namun kadang mengikut mood sang sopir. Saat pertama kali menumpang Mobil Setan, saya nguping ketika sopir menagih salah seorang penumpang dengan nominal Rp. 50 ribu. Penumpang di sebelah saya pula hanya menyetor Rp. 40 ribu, tetapi sang sopir diam saja. 

Saat sampai giliran saya, saya sodori uang Rp. 100 ribu karena tidak tahu pasti berapa tarifnya. Sang sopir meminta uang pas, alasannya tidak punya kembalian. Saya bilang hanya ada uang kecil Rp. 35 ribu. Lelaki paruh baya dengan badan kurus ceking itu tersenyum hangat menyambut uang yang saya sodori. Artinya okay tak masalah. Saya pun membalas senyum hangatnya dengan ucapan terima kasih.

Dok. Indonesiatripnews
Dok. Indonesiatripnews

Nah, bagaimana pula dengan risiko moda transportasi yang dinilai solutif, praktis dan murah meriah ini?

Berdasarkan analisis SWOT, manajemen risiko Mobil Setan begitu penting untuk diperhatikan, karena menyangkut keselamatan penumpang yang semua itu jelas sangat berpengaruh terhadap kesinambungan usaha perusahaan dan daya tarik konsumen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun