Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Besarnya Kiprah Perempuan di Bulan Suci Ramadan

10 April 2022   17:07 Diperbarui: 10 April 2022   19:55 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

HARI PEREMPUAN SEDUNIA telah berlalu. Namun memaknainya tentu bisa kapan saja, bahkan harus secara terus menerus di setiap kesempatan. Momentum bulan suci Ramadan akan membuat kita semua lebih menghayati betapa besarnya peran perempuan muslim dalam menghidupkan syiar Ramadan dalam keluarga. 

Bayangkan saja, ketika laki-laki dewasa dan anak-anak masih tidur pulas, sosok ibu sudah bangun duluan untuk menyiapkan menu sahur buat anggota keluarga. Demikian juga ketika sore tiba, akan kembali sibuk menyiapkan menu untuk berbuka puasa. Kesibukan sosok ibu tak berhenti di situ, berlanjut membereskan piring bekas berbuka puasa keluarga untuk dicuci sampai bersih.

Besarnya peran perempuan dalam keluarga di bulan suci Ramadan, sangat penting untuk dihayati dan dihargai, karena semua itu merupakan kiprah yang sangat besar walaupun terkesan rutinitas sehari-hari yang dilakukan dengan penuh kasih sayang dalam keluarga. 

Bila ingin mengukur dengan materi, mungkin bisa-bisa saja mencoba menyewa asisten rumah tangga khusus selama bulan suci Ramadan. Apa yang dilakukan oleh asisten rumah tangga, tentu tak sebanding dengan apa yang dilakukan oleh ibu atau isteri kita buat keluarganya.

Mari kita semua membantu ibu atau istri melakukan pekerjaan rumah yang mampu kita lakukan untuk meringankan beban yang perlu diembankan. Justeru momen Ramadan yang penuh berkah dan pahala berlipat ganda, kita semua harus lebih peka melakukan pekerjaan-pekerjaan menyediakan keperluan keluarga secara bersama-sama.

Alangkah tidak enak kalau sebagai kepala rumah tangga atau posisi apapun itu, di saat sahur dibangunkan tinggal makan, saat berbuka puasa dipersilahkan makan, dan saat ibu atau istri kita membereskan ruang makan dan dapur, kita hanya duduk manis karena kekenyangan.

Membangun kerja sama dalam keluarga memang gampang-gampang susah. Namun diperlu dicoba sedikit demi sedikit, supaya semakin lama lebih terbiasa ringan tangan membantu membereskan pekerjaan di dalam rumah. Suami bukan untuk berperilaku sebagai raja di dalam rumah yang segalanya serba dilayani. Isteri bukan tempat menumpahkan segala beban membereskan keperluan rumah tangga, dan anak-anak bukan hulubalang yang melayani raja dan permaisuri

Tak ada yang salah bila laki-laki ikut mengulak sambal buat lauk berbuka puasa, tak ada yang salah bila laki-laki membantu mengambil jemuran. Yang salah adalah bila laki-laki gengsi dan mendikotomi tugas di dalam rumah seolah-olah pembagian kerja yang profesional.

Kebersamaan yang dibangun dengan pengertian dan kasih sayang itu indah. Di bulan Ramadan kita perlu berlomba-lomba mengambil bagian untuk selalu bisa bermanfaat buat keluarga dan sesama manusia.[]

Semoga bermanfaat.

KL: 10042022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun