Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Batu Cinta di Pulau Sasaka

12 Januari 2017   23:22 Diperbarui: 13 Januari 2017   14:44 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana tenang Situ Patenggang. Foto/Dok.Pribadi THS

Pagi itu, angin bertiup agak kencang, cuaca sangat cerah namun sedikit berkabut. Udara pegunungan terasa sejuk dan segar. Burung-burung berkicau seolah-olah menyambut kedatangan para wisatawan yang ingin menikmati keindahan Situ Patenggang, salah satu objek wisata alam di kaki gunung Patuha, Ciwidey, Bandung Selatan.

Di sepanjang jalan, para pengunjung disuguhkan dengan pemandangan yang indah. Hamparan kebun teh yang hijau laksana sebuah karpet alam yang terbentang indah. Kebun-kebun strawberi milik warga setempat, menjadi magnet penarik para wisatawan untuk datang menikmati asrinya kawasan cagar alam Situ Patenggang dengan segala mitosnya.

Dua objek wisata utama di daerah Ciwidey adalah Kawah Putih dan Situ Patenggang. Di sekitar Ciwidey, beberapa objek wista lainnya yang menarik seperti permandian air panas, kebun teh, dan kebun strawbery.

Situ Patenggang merupakan sebuah danau jernih yang menarik dan memikat. Di tengah danau, terdapat sebuah pulau kecil berbentuk jantung, namanya Pulau Sasaka yang bermaksud danau asmara. Di tengah pulau itulah, terdapat sebuah batu besar yang diberi nama “Batu Cinta”.

Dahulu kala, masyarakat sekitar Situ Patenggang menghidupkan sebuah cerita dongeng, konon sepasang kekasih, Ki  Santang dan Dewi Rengganis terpisah oleh waktu yang cukup lama. Karena rasa cinta yang sangat dalam, keduanya saling mencari dan bertemu di sebuah batu di Pulau Sasaka.

Oleh masyarakat setempat, batu itu diabadikan sebagai “Batu Cinta”. Sementara pulau kecil di tengah danau diberi nama Pulau Sasaka atau Pulau Asmara. Manakala danaunya disebut sebagai Situ Patenggang yang dalam bahasa Sundanya pateangan-teangan yang berarti saling mencari.

Batu Cinta merupakan mitos monumental di Danau Asmara. Masyarakat setempat dan juga para turis meyakini bahwa beristirahat di Situ Patenggang akan membawa kedamaian dan ketenagan.

Akhir pekan lalu, saya beserta rombongan guru Sekolah Indonesia Kuala Lumpur sempat menghabiskan waktu sekitar satu jam di Situ Patenggang. Satu kunjungan wisata yang menyenangkan karena di sekitar danau, berderet warung souvenir dan makanan serta berbagai fasilitas pendukung lainnya seperti musollah, wc umum, parkiran untuk bus umum dan kendaraan pribadi.

Para wisatawan yang berkunjung ke Situ Patenggang perlu membayar tiket masuk Rp. 15.000. Manakala bea masuk wisatawan asing, dikenakan biaya Rp. 50.000.

Suasana sejuk, udara bersih serta pemandangan menarik di sekitar danau yang jernih, dikelilingi oleh perkebunan teh serta pepohonan yang hijau dan asri, pasti akan berkesan dan ingin kembali lagi ke sana.

Taman wisata alam Situ Patenggang memiliki keluasan sekitar 45.000 hektar, terletak di ketinggian 1600 dpl, berjarak sekitar 47 km dari kota Bandung, bisa ditempuh dengan waktu perjalanan sekitar 1 jam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun