Mohon tunggu...
thrio haryanto
thrio haryanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Penikmat Kopi Nusantara

Menyukai kopi tubruk dan menikmati Srimulat. Pelaku industri digital. Pembaca sastra, filsafat, dan segala sesuatu yang merangsang akalku. Penulis buku Srimulatism: Selamatkan Indonesia dengan Tawa (Noura Book Publishing, 2018).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Don't Copy if You Can't Paste!

20 Juli 2018   20:59 Diperbarui: 20 Juli 2018   20:58 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com

Dengan tegas, seorang motivator berkata di atas panggung, "Masa terbaik dalam hidup saya dihabiskan dalam pelukan seorang wanita yang bukan istri saya,"

Mendengar ucapan itu, para hadirin sontak terpana dan ternganga. Sebagian bengong tak percaya, sebagian lagi saling berbisik. Namun, karena saking banyaknya, bisikan-bisikan itu cukup membuat ruangan menjadi seperti sarang tawon.

Lalu, sang motivator melanjutkan, "Wanita itu adalah ibu saya."

Dan suasana yang semula gaduh oleh ketidakpercayaan dan kedongkolan, seketika berubah menjadi gaduh oleh tepuk tangan, tawa, dan pujian untuk sang motivator. Sebagian hadirin bahkan sampai melakukan standing ovation, termasuk Sarpin.

***

Selesai mengikuti kelas motivasi itu, Sarpin pulang. Dia mendapati istrinya sedang memasak di dapur.

"Istriku, tahukah kamu, masa terbaik dalam hidupku telah kuhabiskan dalam pelukan seorang wanita yang bukan istriku?" ucapnya, menirukan motivator tadi.

Selesai berkata begitu, Sarpin diam, menunggu reaksi sang istri. Namun, istrinya diam saja, tak kunjung bereaksi. Hening. Bahkan sangat hening.

Sampai akhirnya, keheningan itu pecah oleh suara seorang wanita. Sementara, Sarpin mendapati dirinya tergolek di atas ranjang.

"Bapak jangan banyak bergerak dulu, ya, biar luka bakar akibat siraman air panasnya tidak meluas..." kata wanita itu, yang tak lain adalah perawat di kamar UGD sebuah rumah sakit.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun