Secara formal, aktifitas kegiatan di Indonesia di mulai sejak tanggal 05 januari 2015. Anak sekolah masuk sekolah, kantor pemerintah maupun swasta masuk. Dan terang saja, pagi-pagi di hari senin ini, jalanan sudah pada macet.
Di penghujung tahun 2014, ada begitu banyak musibah dan bencana, aktifitas ekonomi juga mengalami kontraksi akibat kenaikan BBM dan harga BBM dunia yang malah mengalami penurunan, rupiah bergejolak cintanya terhadap dolar, naik turun. Kita semua patut was-was akibat begitu banyak kejadian di penghujung tahun 2014 kemarin.
Setelah kita mengalami berbagai peristiwa itu, apakah di awal tahun 2015 ini, berbagai masalah, musibah, bencana itu akan berakhir? Tentu harapan kita seperti itu, semoga akan berakhir, agar Indonesia dapat bersukacita. Tetapi pengalaman kita mengatakan berbeda, Indonesia adalah satu negara yang rentan terhadap bencana alam, musibah, dan berbagai persoalan lainnya. Jika demikian halnya, apakah kita menyerah? Tidak! Justru kita harus tetap optimis, di tahun 2015 ini, Tuhan akan melindungi bangsa Indonesia dari berbagai masalah, bencana, musibah yang dapat menimpa kita kapan saja.
Sebagai bangsa yang langganan bencana alam, kita harus membudayakan diri dan bersahabat dengan bencana tersebut, bukan memusuhinya, sebab jika kita memusuhi bencana itu, maka kita akan dihancurkan oleh bencana tersebut. Tetapi sebaliknya, jika kita dapat bersahabat dengan bencana itu, maka InsyaAllah, kita dapat terhindar dari marah bahaya, sebab siapakah diantara sahabat yang tega menciderai sahabatnya sendiri?
Bersahabat dengan bencana, bukan berarti kita senang hidup dengan bencana, tetapi bencana alam dapat kita jadikan sahabat dengan mendeteksi lebih awal akibat dan tanda-tanda kedatangannya, sehingga kita dapat menangani dengan baik melalui pencegahan. Tak seorangpun dari kita dapat melawan gempa bumi, gunung meletus, banjir, angin puting beliung. Tetapi dengan kemajuan teknologi, kita dapat meminimalisir akibat dan dampaknya.
Tahun 2015 adalah tahun bekerja. Kita tidak lebih gampang, tetapi mungkin bangsa ini akan menghadapi begitu banyak lagi cobaan. Yang diharapkan dari kita adalah mengenai sikap kita untuk menghadapi berbagai tantangan dan hambatan itu.
Tuhan tidak suka dengan manusia yang mengeluh, manusia yang bersungut-sungut. Tetapi Tuhan ingin melihat kita menjadi manusia yang percaya, manusia yang optimis. Seberat apapun taantangan dan hambatan di depan mata kita, tahun 2015 ini, Kita lebih besar dari tantangan dan masalah tersebut, artinya kita selalu mampu mengatasinya.
Siapakah pimpinan perusahaan yang senang melihat karyawannya mengeluh dan bersungut-sungut sepanjang hari? Jika kita karyawan, berikan rasa percaya diri yang tinggi dan optimisme yang tinggi, agar pimpinan perusahaan anda tidak menjadi takut menjalankan perusahaannnya. Sebaliknya, siapakah diantara anda yang suka melihat, seorang bos perusahaan selalu mengeluh dan bersungut-sungut sepanjang hari, sebab hal itu akan menimbulkan ketidaknyamanan anda.
Siapakah diantara anda hai para istri yang happy, jika seorang suami menceritakan kekuatirannya tentang masa depan keluarga? Anda pasti akan semakin kuatir. Tetapi seorang suami yang bertanggung jawab, seberat apapun masalah yang akan dia hadapi di tahun 2015 ini, dia harus optimis dan percaya diri. Sebaliknya seorang suami akan senang jika tidak mendengar begitu banyak keluhan dari seorang istri.
Kita harus membangun optimisme itu, di awal tahun 2015 ini, sesudah itu, kita bersama-sama menjaganya hingga penghujung tahun 2015 ini.
Siapakah di antara admin kompasiana yang senang jika para kompasianer mengeluh dan bersungut-sungut sepanjang tahun 2015 nanti. Mereka pasti kesal, tetapi mereka juga butuh kritik yang membangun. Dan begitu juga sebaliknya, siapakah di antara kita para kompasianer yang senang jika para admin, rewel dan mengeluh atas sikap kita di dalam beraktifitas di kompasiana ini. Tugas kita bersama-sama membangun optimismes di tahun 2015.
