Mohon tunggu...
Thomson Cyrus
Thomson Cyrus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta, blogger, vlogger

Untuk Kerjasama, Bisa hub Kontak Email : thomsoncyrus74@gmail.com DM IG : @thomsoncyrus74

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Ada Apa dengan Jubir-jubir Presiden Jokowi?

16 September 2020   15:14 Diperbarui: 17 September 2020   10:25 1467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi juru bicara. (sumber: KOMPAS/DIDIE SW)

Pertama, karakter Jokowi terlalu kuat. Dampaknya adalah media dan masyarakat lebih percaya kepada statemen Jokowi secara langsung dibanding dengan para pembantunya di istana Negara itu. 

Sehingga media dan masyarakat selalu menunggu-nunggu pernyataan Jokowi secara langsung. Akibatnya, nilai jual berita (statemen) dari para pembantu Jokowi selalu berada di prioritas berikutnya. 

Keadaan ini juga dipicu oleh Jokowi sendiri sebagai pribadi, yang terlalu gampang memberi statemen (pernyataan) kepada pers dimanapun dan diwaktu manapun. 

Akibatnya insan pers selalu menunggu pernyataan langsung Jokowi. Daya tarik Jokowi sebagai berita masih terlalu kuat. Di satu sisi, ini bagus buat masyarakat, tetapi jeleknya adalah kharisma para pembantunya jadi turun.

Kedua, Jeleknya pola komunikasi antar lembaga kementrian di era Jokowi, sehingga kurang memberi materi yang mau disampaikan oleh Jubir Presiden kepada masyarakat. 

Isu-isu yang dibangun oleh para pembantu Presiden berjalan sendiri-sendiri, tidak sinkron satu kementrian/Lembaga dengan K/L lainnya. Akhirnya, saling menonjolkan apa yang dilakukan oleh masing-masing K/L.

Akibatnya, isu-isu yang ingin disampaikan oleh Jubir tidak focus dan pada akhirnya didiamkan dalam map tertutup di Istana. Dan pada akhirnya masyarakat dan insan pers minim informasi yang di dapatkan. 

Nah, begitu timbul masalah, semua menjadi gagap, karena tidak lancarnya komunikasi ke masyarakat. Dalam soal ini, kelihatan Kementrian/Lembaga itu berjalan sendiri-sendiri.

Ketiga, Kacaunya pengelolaan informasi di lingkungan istana Negara.

Bila kita flashback sedikit ke belakang, mari kita ingat bagaimana kuatnya peran Johan Budi menjaga, menaikkan pamor KPK dimasa dia sebagai Jubir KPK. Mengapa bisa terjadi seperti itu? 

Sistem pengelolaan informasi di KPK itu sudah bagus. Komisioner KPK percaya dengan Jubir mereka. Sehingga apa yang disampaikan oleh Johan budi saat itu, ibarat emas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun