Mohon tunggu...
Thomson Cyrus
Thomson Cyrus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta, blogger, vlogger

Untuk Kerjasama, Bisa hub Kontak Email : thomsoncyrus74@gmail.com DM IG : @thomsoncyrus74

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

AHY Sebaiknya Jangan Diangkat sebagai Menteri Jokowi-Ma'ruf Amin

15 Oktober 2019   12:25 Diperbarui: 18 Oktober 2019   14:10 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena Presiden Jokowi tidak mencalonkan diri lagi pada tahun 2024 kecuali amandemen UUD 1945 tadi, maka sudah bisa dipastikan Capres-Cawapres tahun 2024 adalah orang baru. Oleh karena itu, semua partai politik tentu sudah mempersiapkan tokoh-tokoh andalan mereka sejak sekarang. Maka langkah-langkah politik mereka hari ini, tentu akan mempengaruhi persiapan tokoh-tokoh yang akan maju pada pilpres tahun 2024.

Salah satu yang dipercaya sekuat tenaga untuk bisa maju pada pilpres tahun 2024 adalah Agus Harimurti Yudhoyono, putra SBY, yang pensiun dini dari militer demi meniti karir di dunia politik. Dalam banyak kesempatan, beberapa petinggi Demokrat mendorong AHY agar dipilih sebagai salah satu Menteri pada Kabinet Indonesia Kerja jilid 2.

Menurut pandangan saya, jika mengacu pada tahun 2024 maka sebaiknya AHY tidak masuk menjadi Menteri KIK jilid 2 meski Partai Demokrat bergabung sebagai partai koalisi. Lebih baik partai demokrat mengutus tokoh mereka yang lain daripada AHY. Mengapa?

Pertama, Periode kedua Jokowi sebagai Presiden akan lebih banyak prestasi yang akan ditorehkan lagi. Kita membayangkan, betapa banyak nanti proyek-proyek infrastruktur Jokowi yang akan selesai dan sudah pasti akan banyak acara peresmian infrastruktur di periode kedua ini. Dan Jokowi akan semakin dicintai oleh masyarakat. 

Dan bisa dipastikan segala pemberitaan, baik itu pemberitaan media mainstream maupun media sosial masih akan terpusat kepada Jokowi selama 5 tahun ke depan. Nah, di sini timbul masalah bagi AHY, jika diangkat sebagai Menterinya Jokowi. AHY tidak akan punya kesempatan mempromosikan dirinya, sekalipun AHY sebagai Menteri yang berprestasi. Maka, jika itu yang terjadi, berat bagi AHY untuk bisa bersaing di pilpres 2024 nanti.

Kedua, Periode kedua Jokowi ini dipastikan akan meningkatkan pengaruhnya yang luar biasa dalam kancah politik nasional, apalagi kinerjanya di periode kedua ini akan membaik dan dapat memuaskan lebih banyak lagi masyarakat. Jika Jokowi berhasil membawa Indonesia lebih maju dan lebih hebat 5 tahun ke depan, maka Pengaruh Jokowi akan sangat besar. 

Oleh sebab itu, restu Jokowi juga menjadi sangat penting di 5 tahun ke depan dan bargaining position Jokowi akan semakin besar. Karena saat dia berhasil, maka dukungan dari dirinya kepada Capres-Cawapres tahun 2024 juga menjadi sangat penting dan tentu akan mempengaruhi hasil pilpres, sebab para pengikut dan loversnya akan mengikuti arah pilihannya. 

Nah, rasa-rasanya sangat sulit bagi Jokowi memberikan dukungan kepada AHY pada tahun 2024 meski AHY sebagai Menterinya di Kabinet Kerja 2 ini, sebab latar belakang partai yang berbeda, kecuali PDIP berkoalisi dengan Demokrat tahun 2024.

Ketiga, Jika AHY berada di luar Kabinet, waktu 5 tahun ke depan masih bisa digunakan berkeliling ke seluruh penjuru tanah air sebagai petinggi partai Demokrat, memperkenalkan diri dan tentu juga membangun jaringan dan mengembalikan kepercayaan masyarakat karena partai Demokrat sudah jelas-jelas dihukum masyarakat selama 2 kali pemilu terakhir. Dan sangat sulit untuk mengembalikan kepercayaan itu kembali seperti semula. 

Jika dia sebagai Menteri, meski posisi itu dihormati, agak susah bagi AHY bermanuver dan mengembangkan jaringan. Jika posisinya sebagai Menteri lebih banyak digunakan untuk membangun jaringan untuk masa depan politiknya bukan tak mungkin dia kena ressuflle di tengah jalan, dan itu sangat berbahaya bagi masa depan politiknya. Masyarakat sudah semakin pintar, beda soal dengan apa yang dialami SBY saat itu. Jika itu dilakukan di era Jokowi, hampir mustahil rasanya mendapatkan simpati masyarakat.

Keempat, Bila AHY sebagai Menteri, maka akan sangat sulit mendapatkan penghargaan pribadi bagi dia sebagai tokoh politik. Katakanlah dia berhasil memimpin kementriannya, maka yang berhasil nanti tentu saja Jokowi sebagai atasannya. Meski dia tetap dihargai, maka tidak akan besar credit yang akan dia dapat secara pribadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun