Mohon tunggu...
thomas salim
thomas salim Mohon Tunggu... Akuntan - biasa aj

-

Selanjutnya

Tutup

Trip

Kunjungan ke Museum Naskah Proklamasi

1 April 2019   22:39 Diperbarui: 2 April 2019   01:09 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada hari jumat, tanggal 15 maret 2019 disaat liburan sekolah, saya bersama bapak saya berangkat dari jam 08.00 WIB  sampai jam 11.00 WIB berkunjung ke museum perumusan naskah proklamasi yang terletak di dekat Taman Suropati, Jakarta Pusat. Disana tiket untuk setiap pengunjung yang dewasa hanya sekitar 2 ribu rupiah maka reaksi saya heran betapa harga yang dikasih begitu murah sekali.

Sebelum bepergian menuju museum, saya melihat sekilas informasi tentang tempat sejarah yang terkait peristiwa seputar proklamasi di museum proklamasi dan juga jadwal-jadwal yang dibuka setiap hari kecuali hari senin dan libur nasional itu hari liburnya museum.

Setelah itu, saya bersama bapak saya mengelilingi seluruh ruangan yang ada berdasarkan peristiwa proklamasi yang terjadi, pertama yang kita kunjungi yaitu ruangan pertemuan yang merupakan tempat dimana peristiwa sejarah pertama dalam persiapan perumusan naskah proklamasi.

Setelah kembali dari Rengasdengklok tanggal 16 Agustus 1945, pada pukul 22.00 WIB, Ir soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo, diterima oleh Laksamana Tadeshi Maeda di ruangan pertemuan, dan sebelahnya terdapat ruangan kedua yaitu ruangan perumusan yang merupakan tempat dirumuskannya naskah proklamasi. Dini hari menjelang pukul 03.00 WIB. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo memasuki ruangan tersebut untuk merumuskan konsep naskah proklamasi.

Setelah itu kita keluar dari ruangan kedua dan melihat ada sebuah piano pernah di tandatangani naskah proklamasi oleh Bung Karno dan Bung Hatta diatas tersebut di bawah tangga ruangan. Dan juga terdapat ruangan pengetikan disaat setelah persetujuan oleh hadirin pada naskah proklamasi yang telah disusun oleh Bung Karno, Bung Hatta, dan Ahmad Subardjo.

Maka Bung Karno meminta Sayuti Melik untuk mengetik naskah proklamasi. Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi di ruangan bawah tangga, dekat dapur, dengan ditemani oleh BM. Diah. Pada saat pengetikan, Sayuti Melik melakukan perubahan tiga kata, kata " tempoh " menjadi " tempo ", kata " wakil-wakil Bangsa Indonesia ", berubah menjadi " Atas Nama Bangsa Indonesia ", begitu pula dalam penulisan hari, bulan dan tahun.

Setelah melihat di ruangan ketiga yaitu ruangan pengetikan, kita berjalan menuju ruangan ke empat yaitu ruangan pengesahan yang berada di sebelah kanan saat mau masuk dari pintu depan museum. Ruangan pengesahan merupakan tempat yang disetujui konsep naskah proklamasi oleh seluruh hadirin yang datang dengan sekitar 40 sampai 50 orang, serta tempat disahkannya naskah proklamasi yang ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh, Hatta atas nama Bangsa Indonesia.

Peristiwa ini berlangsung menjelang Subuh, jumat 17 agustur 1945 bertepatan pada bulan suci Ramadhan. Saat saya melihat brosur yang diberikan oleh petugas museum, terdapat catatan mengatakan bahwa Gedung ini didirikan sekitar tahun 1920 dengan arsitektur Eropa (Art Deco), dengan luas tanah 3.914 meter persegi dan luas bangunan 1.138 meter persegi. Pada tahun 1931, pemiliknya atas nama PT Asuransi Jiwasraya. Ketika pecah Perang Pasifik, gedung ini dipakai British Consul General sampai Jepang menduduki Indonesia.

Catatan tersebut juga menyatakan bahwa pada masa pendudukan Jepang, gedung ini menjadi tempat kediaman Laksamana Muda Tadashi Maeda, Kepala Kantor Penghubung antara Angkatan Laut dengan Angkatan Darat. Setelah kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, gedung ini tetap menjadi tempat kediaman Laksamana Muda Tadashi Maeda sampai Sekutu mendarat di Indonesia, September 1945.

Setelah kekalahan Jepang gedung ini menjadi Markas Tentara Inggris. Pemindahan status pemilikan gedung ini, terjadi dalam aksi nasionalisasi terhadap milik bangsa asing di Indonesia. Gedung ini diserahkan kepada Departemen Keuangan, dan pengelolaannya oleh Perusahaan Asuransi Jiwasraya. Pada 1961, gedung ini dikontrak oleh Kedutaan Inggris sampai dengan 1981.

Selanjutnya gedung ini diterima oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada 28 Desember 1981. Tahun 1982, gedung ini sempat digunakan oleh Perpustakaan Nasional sebagai perkantoran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun