Mohon tunggu...
Thomas E. Kabu
Thomas E. Kabu Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, Penulis dan Pegiat Literasi

Mendidik, Membimbing dan Mengedukasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Permainan Rakyat "So Inang So" Asal Kabupaten Manggarai, NTT

3 Juli 2021   16:55 Diperbarui: 3 Juli 2021   17:53 1111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Permainan| Foto dokpri

Nama Permainan: "So Inang So" berasal dari Kabupaten Manggarai

Nama permainan ini diambil dari lagu yang dinyanyikan oleh peserta-pesertanya dalam mengiringi permainan ini. Pengertian So Inang So ialah Mengapa Begini Jadinya, Bibi?

Permainan ini dimainkan tanpa kaitan suatu peristiwa tertentu, dan pada saat atau peristiwa manapun juga kecuali pada peristiwa-peristiwa kedukaan. Waktu yang baik untuk melaksanakan permainan ini ialah malam hari ketika bulan terang, pada musim kemarau. Kadangkala dimainkan juga pada waktu pagi dan sore hari.

Permainan ini bermula di Ha-minte Cibal antara dua kedaluan yaitu Dalu Lamba dan Dalu Cibal. Menurut cerita pada zaman dahulu, ada dua orang muda mudi yang saling jatuh cinta. Sang pemuda berasal dari Dalu Lamba sedangkan pemudinya berasal dari Dalu Cibal. 

Tak lama kemudian diadakan peminagan; mas kawin dan segala tuntutan keluarga wanita dipenuhi oleh keluarga laki-laki. Setelah pembayarannya diadakan upacara perkawinan disertai pesta besar. 

Pada malam hari, ketika kedua pengantin diantar masuk kedalam rumah, terjadilah suatu peristiwa yang menyimpang dari kebiasaan umum. Kedua orang tau dari pengantin putrid tidak memperkenankan kedua pengantin tinggal sekamar. 

Timbullah perselisihan diantara kedua orang tua pengantin. Orang tua pengantin putri tetap berkeras pada kemauaannya. Akhirnya, pada kejengkelannya, pengantin pria mengarang suatu permainan dan mengumpulkan anak-anak untuk memainkan permainan tersebut, dengan lagu yang mengejek orang tua pengantin wanita. 

Ketika melihat permainan tersebut, kedua orang tua pengantin wanita menganggap bahwa mereka dipermainkan sehingga akhirnya merekapun mengizinkan kedua pengantin itu tinggal sekamar. 

Peserta-peserta permainan ini sajak dari dulu hingga sekarang ini tidak dibatasi menurut kelompok sosial dalam masyarakat. Pesertanya terdiri atas anak-anak usia Sekolah Dasar (SD). Permainan ini tidak mengandung unsure religio magis.

Jumlah peserta pada permainan ini adalah sekitar 10 sampai 20 orang. Para Peserta berumur 6 samapi 12 tahun. Jadi peserta pada umumnya masih duduk di bangku pendidikan Sekolah Dasar. Peserta dalam permainan ini terdiri atas laki-laki saja, perempuan saja dan campuran laki-laki dan perempuan. Permainan ini dapat diikuti oleh anak-anak dari segala lapisan masyarakat tanpa membedakan kelompok sosialnya.

Permainan ini merupakan permainan yang sederhana dan tidak membutuhkan alat permainan yang sulit untuk dijangkau. Pakaian atau busana para peserta bebas dan tempat permainannya bisa di lapangan terbuka dan halaman rumah yang tidak diberi batas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun