Mohon tunggu...
Theresia Yunita Lim
Theresia Yunita Lim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Sebelas Maret

-

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hewan Peliharaan Sebagai Kawan Bukan Makanan

3 Mei 2024   12:33 Diperbarui: 3 Mei 2024   12:42 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

           Hewan peliharaan merupakan binatang yang dijinakkan dan diurus oleh pemiliknya serta memiliki ikatan emosional di antara keduanya. Hewan peliharaan biasanya hidup berdampingan dengan manusia. Salah satu contoh dari hewan peliharaan adalah kucing. Kucing sering ditemukan di lingkungan sekitar manusia. Hewan ini sangat imut dan menggemaskan. Namun, tak sedikit orang tega membunuh hewan tersebut untuk dikonsumsi. 

          China merupakan negara terbesar ketiga di Asia Timur. China merupakan negara  pengonsumsi daging kucing paling banyak di dunia. Daging kucing sering diburu sebagai makanan eksotik yang digemari di negara ini. Beberapa wilayah khususnya di Guangdong dan Guangxi menganggap kucing sebagai hidangan spesial untuk menghangatkan tubuh di musim dingin.

          Lewat data yang ada, diperkirakan terdapat lebih dari 10.000 kucing yang dimakan setiap harinya di Provinsi Guangdong (Sonia Basoni, 2020). Bagi warga di sana, daging kucing merupakan bahan utama dalam hidangan "Dragon Tiger Phoenix" yang memiliki arti ular, ayam dan kucing. Selain itu banyak restoran di wilayah Anhui dan Jiangsu yang menyediakan menu daging kucing untuk umum. Selama beberapa belas tahun terakhir banyak organisasi pelindung hewan yang menuntut agar praktik ini dihentikan. Sekarang sudah ada beberapa kota di China yang melarang konsumsi daging kucing dan anjing. 

         Terdapat begitu banyak hewan yang memang diperuntukan untuk dikonsumsi manusia, contohnya seperti ayam, sapi, kambing, domba, babi, dan beberapa hewan ternak lainnya. Namun, warga di China, Vietnam, Italia, sampai Afrika masih saja belum puas dalam mengonsumsi hewan-hewan ternak tersebut. Mereka memburu hewan-hewan yang tidak lazim, seperti kucing, tikus, kelelawar, bahkan serangga. Hewan-hewan tersebut bukan diburu sebagai pakan hewan, melainkan untuk dijual dan dikonsumsi kembali pada sesama manusia. Penjualan daging hewan-hewan tersebut  pun sering dan banyak dilakukan secara illegal. Orang-orang tersebut tega membunuh hewan-hewan itu hanya demi keuntungan semata. 

          Contoh kasus yang paling terkenal mengenai konsumsi hewan tak lazim salah satunya adalah konsumsi daging kelelawar di China pada tahun 2019. Saat itu, dunia digemparkan dengan kedatangan virus corona. Virus corona jenis baru yang sempat menyerang masyarakat dunia saat itu, dalam istilah kedokteran disebut sebagai 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV). Dikutip dari Center for Disease Control and Prevention, cdc.gov, virus corona merupakan jenis virus yang diidentifikasi sebagai penyebab penyakit pada saluran pernapasan, yang pertama kali terdeteksi muncul di Kota Wuhan, Tiongkok. 

          Virus ini diketahui pertama kali muncul di pasar hewan dan makanan laut di Kota Wuhan. Banyaknya pasien yang menderita virus ini ternyata terkait dengan pasar hewan dan makanan laut tersebut. Orang pertama yang jatuh sakit akibat virus ini juga diketahui merupakan para pedagang di pasar itu. 

         Dikutip dari BBC, koresponden kesehatan dan sains BBC,. Michelle Roberts and James Gallager mengatakan, di pasar grosir hewan dan makanan laut tersebut dijual hewan liar seperti ular, kelelawar, dan ayam. Mereka menduga virus corona baru ini hampir dapat dipastikan berasal dari kelelawar. Diduga pula, virus ini menyebar dari hewan ke manusia dan kemudian dari manusia ke manusia. Wabah ini berhasil menyebar ke seluruh penjuru bumi dengan angka kematian lebih dari 3 juta orang. 

         Hewan-hewan tersebut bukan semata-mata untuk dikonsumsi. Ada baiknya apabila konsumsi hewan-hewan tersebut dilarang oleh pemerintah setempat dan mulai mengadakan edukasi pada warga mengenai bahaya dalam mengonsumsi daging tak lazim untuk mencegah terjadinya musibah yang tidak diinginkan. Selain itu, hal ini dapat mengurangi terjadinya tindakan penyiksaan hewan peliharaan. Hewan peliharaan seharusnya hidup berdampingan dengan manusia bukan sebagai makanan manusia. Manusia dapat beralih untuk mengonsumsi hewan-hewan ternak yang dapat dikontrol baik dari segi kesehatan maupun dai segi populasinya. 

          Kucing dan anjing sebagai hewan peliharaan seharusnya diberikan kasih sayang. Kucing berguna dalam memberantas hama yaitu tikus dan anjing berguna sebagai penjaga rumah. Mereka juga dapat memberikan rasa bahagia dan ketenangan bagi majikannya. Hewan yang begitu menggemaskan dan lucu tersebut, sangat tidak cocok untuk dijadikan makanan manusia. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun