Cerita Sukacita dari Jambi
Selalu diawali dengan berfoto.  Para ibu kalau sudah berkumpul, sesi foto tak akan dilewatkan  apa pun gayanya. Keceriaan selalu menyertai setiap cekrak-cekrek dilakukan. Tak pernah diikutsertakan rasa-rasa yang membuat kening berkerut.
Cucian setumpuk di rumah tak ada lagi dalam pikirannya. Hampir semua ibu mengosongkan diri untuk acara yang diadakan pada hari itu yaitu rekoleksi. Tentu para ibu ini tidak sembarangan meninggalkan rumah.Â
Dari beberapa ibu yang bercerita dengan saya, mereka tetap membereskan rumah sebelum meninggalkannya untuk beberapa lama. Makanan untuk keluarga pasti diutamakan sebelum kaki melangkah ke luar rumah.
Acara pada hari itu memang perlu pengosongan diri. Dengan tujuan mengisi kembali hati dan pikiran dengan hal-hal baru yang bisa memberi kesegaran. Acara ini baru pertama kali dilakukan setelah hampir 2 tahun dunia dibuat terkesima oleh makhluk kecil bernama Corona.
Acara yang dibawakan oleh dua orang Suster ini memang begitu mengena di hati. Cara membawakan yang penuh ceria dan energik membuat ibu-ibu ini seakan mendapatkan kembali semangat mudanya. Dengan bernyanyi, bergoyang, sharing pengalaman, waktu 4 jam dilalui tanpa kata capek.
Ada beberapa hal yang bisa diserap dalam pertemuan waktu itu.
Jangan menghakimi: jika seorang teman bercerita tentang apa yang dialami, tugas kita cukup mendengarkan saja. Memberi solusi mungkin diharapkan oleh teman tersebut.Â
Namun jika tidak bisa, didengarkan saja orang tersebut sudah merasa lega. Jangan malah sebaliknya kita ikut  menyalahkan orang tersebut. Jika hal itu kita lakukan bukankah kita menambah penderitaan orang tersebut? Ia butuh didengarkan. Kita punya telinga, maka wajib mendengarkan dengan baik.
Kita menemukan beberapa aneka ragam sikap setiap orang. Ada yang usil, ada yang pendiam, ada yang mencari enaknya, dan ada yang sukanya hanya bersenang-senang. Semua itu merupakan kekayaan dunia. Perbedaan itulah yang membuat dunia ini semakin indah dan semarak.
Hidup tidak selamanya menyenangkan dan tidak selamanya menyedihkan. Dua hal itu selalu berganti mewarnai cerita kehidupan setiap manusia. Seperti siang yang siap menggantikan malam.Â