Izin ke Toilet
"Bu, izin ke toilet ya."
Kalimat di atas tidak ada istimewanya. Seorang guru seperti saya sebagai guru kelas 1 dan 2 kalimat itu sangat akrab  di telinga. Kalau satu anak melakukan itu, anak yang lain akan mengikuti. Ada yang memang benar-benar melakukannya, ada yang sekedar ikut-ikutan. Yang ikut-ikutan itu biasanya disebabkan oleh beberapa faktor.
Antara lain bosan. Bosan pun alasannya ada bermacam-macam.
        Bosan duduk.
        Bosan berada di kelas terlalu lama.
        Bosan mengerjakan tugas dari guru.
Nah, kalau terjadi hal itu, maka anak-anak akan mencari celah bagaimana supaya terbebas dari kebosanan. Celah yang bisa dimaklumi guru adalah izin ke toilet.
Guru tidak mungkin melarang anak untuk pergi melaksanakan kebutuhan yang sangat mendesak dan penting itu. Murid-murid biasanya menggunakan celah ini untuk sekedar meninggalkan kelas.
Biasanya kalau satu anak diizinkan, yang lain juga minta izin. Maka bisa terjadi dalam satu kelas, setengah dari jumlah anak keluar untuk ke toilet. Perlu kewaspadaan dan kepiawaian guru agar tak terjadi migrasi besar-besaran, dari kelas ke toilet.
Peristiwa itu terjadi beberapa bulan yang lalu, sebelum ada kehebohan tentang virus corona. Saat murid dan guru bisa bertemu hampir setiap hari. Guru dan murid mengadakan pembelajaran baik di dalam kelas maupun di dalam kelas. Suasana normal dan menyenangkan. Anak-anak bisa bebas berlarian di luar kelas pada waktu istirahat. Ketika mereka masuk kelas lagi, wow...aroma baru muncul yang diakibatkan oleh keringat mereka yang bercucuran.