Mohon tunggu...
Theresia RE Manurung
Theresia RE Manurung Mohon Tunggu... Mahasiswa - A simple binoculars

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gereja Sesungguhnya

30 Juni 2021   15:53 Diperbarui: 30 Juni 2021   16:43 2638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mengenal Gereja, kebanyakan komunitas mengenalnya sebuah bangunan yang biasanya digunakan umat agama Kristen untuk melakukan ibadah. Sebatas itukah? Tentu tidak. Sama halnya dengan nama seseorang, jika nama pasti memiliki makna atau sejarah, Gereja juga memiliki makna dan bahkan sejarah.

Dimasa perkembangan penggunaan kata Gereja, William Tyndale (1522) sempat menamai Gereja dengan "congregation" yang mana bertujuan ke makna "the Invisible Church" sebagai Gereja Sejati. Namun ternyata penamaan itu di bantah oleh kepala Gereja Katolik dengan alasan terjemahan palsu. Ada banyak lagi problematika dalam perkembangannya.

Gereja atau Ekklesia (Yunani) tidak hanya berada dalam ranah problem penamaan. Apa atau siapa Gereja sebenarnya, belum sepenuhnya orang-orang pahami. Dalam komunitas, Gereja merupakan organisasi, artinya tidak lepas dari structural kepemimpinan. Jelas gereja memiliki pemimpin, lepas dari Yesus yang merupakan pemimpin sejati. Seperti Pendeta atau pimpinan jemaat lainnya.

Secara teologisnya, Gereja bernaungan dari dari Yesus, setelah Yesus Kristus terangkat ke Surga, seluruh murid-murid mendapat curahan Roh kudus Kristus dan kemudian diperintahkan untuk menyebarkan injil keseluruh dunia, demikian pula terbentuknya ke-Kristenan. Kemudian dengan perkembangan sejarah selanjutnya, muncullah rasul Paulus, seorang yang dahulunya benci dan penindas Kristen, yang telah bertobat dan kini menjadi rasul bagi orang-orang Kristen. Paulus memberitakan injil dengan keberanian yang besar, terlebih melawan hujatan orang-orang atas profesinya sebelumnya.

Kata Gereja tentu tidak lepas dari kata Kristen, karena keKristenan beranjak dari Kristus yang menjadi batu tongkat penjurunya (1 Petru 2:1-10). Oleh sebab itu, Gereja atau Ekklesia sesunggunya adalah kumpulan orang-orang yang kembali dari kegelapan menuju terangnya Kristus. Point pentingnya, Gereja adalah orangnya, bukan sekedar bangunan yang hanyalah simbolik atau tempat berkumpulnya orang-orangnya.

"Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:"(1 Petrus 2:9).

Namun, bagaimanakah Gereja sekarang? Pemaknaan sebagai komunitas membuat banyaknya ancaman keberadaan Gereja di dunia ini. Seperti pemboom-an Gereja, pembakaran Gereja, yang pastinya banyak mendatangkan korban. Dan membuat umat takut untuk ke Gereja. Tentu ada maksud atau alasan tertentu dari yang melakukan. Tetapi hal ini hanya membuat ketrandingan topic pembicaraan. Sungguh tak berguna.

Gereja sesungguhnya memiliki keyakinan dan kepercayaan yang kokoh, akan tetap mendirikan Gereja itu. Tanpa bangunan, tidak masalah. Tetapi Iman, itu jauh lebih utama pentingnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun