Sehingga dapat kita pastikan bahwa mereka, para remaja tersebut tidak memiliki keberanian untuk melakukannya seorang diri saja.
Dari realita tersebut, mungkin dapat juga kita katakan bahwa kenakalan remaja itu sebetulnya  merupakan wujud dari kegagalan remaja untuk mengembangkan emosi jiwa, dimana mereka tidak dapat atau mengalami kegagalan dalam beradaptasi terhadap hal atau pengalaman baru yang masuk dalam diri mereka, dan akhirnya memberikan reaksi atau memberikan sikap yang seharusnya tidak dilakukan.Â
Atau dengan kata lain dapat juga dikatakan bahwa kenalan yang dilakukan oleh remaja merupakan wujud dari konflik yang tidak dapat mereka selesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak atau saat mereka mulai memasuki masa remaja.
Lebih lanjut, sebagai bahan refleksi kita atas meningkatnya peristiwa kenakalan remaja yang terjadi; "Siapakah yang paling bertanggungjawab atas kehancuran masa depan para remaja ini?". Pihak keluarga, sekolah, masyarakat sekitar, perkembangan jaman dan kemajuan tehnologi, atau ada pihak lainya...?
Mari kita renungkan dan temukan jawabannya bersama, agar tingkat kenakalan remaja dapat diminimalisir sehingga kehidupan bersama di masyarakat-pun menjadi lebih aman dan nyaman.Â
Mari kita bersama dengan semangat HUT Kemerdekaan RI ke-77 "Pulih lebih Cepat, Bangkit lebih Kuat" kita semakin memantapkan langkah dan menyatukan hati untuk terus mendampingi para remaja, agar mereka dapat mewujudkan harapan dan cita-cita bangsa tercinta ini.
Pangkalpinang, 21 Agustus 2022