Yogyakarta -- Apakah Anda orang tua yang bekerja? Apakah Anda masih dapat menyempatkan diri untuk berinteraksi aktif dengan anak? Berapa lama Anda berinteraksi dengan anak dalam satu hari? Pertanyaan ini juga dapat ditujukan untuk diri kita masing-masing, terutama kita yang memiliki anak usia 3-4 tahun.
Anak usia 3 hingga 4 tahun berada pada fase perkembangan bahasa yang sangat krusial. Pada usia ini, mereka mulai mengembangkan kemampuan berbicara, memahami percakapan, dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Orang tua memiliki dampak signifikan terhadap penguasaan kosakata dan kemampuan bergaul anak.
Menurut Piaget, perkembangan bahasa pada anak berkaitan erat dengan perkembangan kognitif dan pengalaman sensorik mereka. Pada usia 3--4 tahun, anak mulai mengembangkan kemampuan berbicara dengan kalimat sederhana dan memahami instruksi dasar. Mereka juga mulai meniru kata-kata yang didengar dari orang dewasa dan lingkungan sekitar.
Lev Vygotsky, dalam teorinya, menekankan pentingnya interaksi sosial dalam perkembangan bahasa. Anak belajar bahasa melalui komunikasi dengan orang dewasa dan teman sebaya. Proses ini disebut sebagai "scaffolding", di mana orang dewasa memberikan dukungan yang diperlukan untuk membantu anak memahami dan menggunakan bahasa secara efektif.
Peran orang tua yang bekerja terhadap penguasaan kosa kata dan kemampuan bergaul anak usia 3-4 tahun sangatlah signifikan dan tidak bisa diabaikan dalam konteks perkembangan anak. Pada usia prasekolah ini, anak sedang mengalami masa emas perkembangan bahasa, di mana kemampuan berbahasa dan sosialnya berkembang pesat. Orang tua, meskipun sibuk bekerja, tetap memegang peranan kunci sebagai fasilitator dan stimulator utama dalam penguasaan kosa kata anak serta kemampuan berinteraksi sosialnya.
Menurut berbagai penelitian dan pendapat ahli, stimulasi bahasa yang diberikan orang tua melalui interaksi sehari-hari sangat berpengaruh terhadap penguasaan kosa kata anak. Contohnya, mengajak anak berbicara secara rutin, membacakan cerita, bernyanyi bersama, dan mendengarkan lagu anak-anak merupakan aktivitas yang dapat merangsang perkembangan bahasa anak secara efektif. Stimulasi yang dinamis dan konsisten ini membantu anak menyerap dan menguasai kata-kata baru yang berguna untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitar, termasuk teman sebaya mereka
Meskipun orang tua bekerja, penting bagi mereka untuk menyediakan waktu berkualitas yang intensif dan bermakna bersama anak. Kebersamaan ini menjadi momen penting bagi anak untuk menyerap bahasa dan belajar berinteraksi sosial. Orang tua harus cermat memilih kata-kata yang tepat dan menyampaikannya dengan cara yang menyenangkan agar anak tertarik dan mudah memahami. Selain itu, orang tua dapat memanfaatkan media pembelajaran seperti flashcard, big book, atau boneka jari untuk membantu stimulasi kosa kata anak secara lebih menarik dan interaktif
Faktor sosial ekonomi juga memengaruhi penguasaan kosa kata anak. Keluarga dengan status sosial ekonomi yang lebih baik cenderung dapat menyediakan sarana dan bimbingan yang lebih optimal bagi perkembangan bahasa anak. Namun, hal ini tetap harus diimbangi dengan perhatian dan komunikasi yang aktif dari orang tua. Anak perempuan biasanya lebih cepat menguasai kosa kata dibanding anak laki-laki karena cenderung lebih aktif berbicara, sehingga peran orang tua dalam mendorong komunikasi anak laki-laki juga sangat penting
Selain penguasaan kosa kata, kemampuan bergaul anak usia 3-4 tahun juga sangat dipengaruhi oleh peran orang tua. Melalui komunikasi yang intens dan pola asuh yang demokratis, orang tua dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dan positif bagi anak untuk berinteraksi dengan orang lain. Interaksi ini tidak hanya terbatas pada keluarga, tetapi juga pada lingkungan sosial yang lebih luas seperti teman sebaya di PAUD atau taman bermain. Anak yang mendapatkan stimulasi dan dukungan bahasa yang memadai dari orang tua cenderung memiliki kemampuan berkomunikasi yang lebih baik dan lebih percaya diri dalam bergaul
Dalam praktik nyata saat ini, tantangan yang dihadapi orang tua yang bekerja adalah keterbatasan waktu untuk berinteraksi langsung dengan anak. Namun, hal ini dapat diatasi dengan kualitas interaksi yang baik dan penggunaan media pembelajaran yang tepat. Orang tua juga berperan sebagai motivator dengan memberikan dorongan dan pujian yang membangun agar anak termotivasi untuk belajar berbicara dan berkomunikasi. Penggunaan teknologi seperti e-book dan video cerita juga dapat menjadi alternatif stimulasi bahasa yang efektif di tengah kesibukan orang tua