Menari sebagai meditasi
Seperti telah saya tuliskan di atas selain untuk berolah raga menari juga merupakan meditasi. Menggerakkan tubuh seiring  dengan irama gending dan menghayati setiap gerakan. Menari untuk saya merupakan suatu meditasi. Selain itu mempertahankan seni budaya dari tanah air sebisa mungkin saya lakukan.Â
Membiasaka musik Jawa Klasik pada  suami dan anak- anak
Mengenalkan dan membiasakan musik dan gending Jawa pada keluarga, suami yang orang Jerman dan anak- anak yang lahir dan besar di Jerman. Saya ingin anak- anak terbiasa mendengar gending- gending Jawa dan tidak merasa asing.
Bila tidak bisa sampai rasa memiliki paling tidak mereka sadar bahwa mamanya orang Indonesia dan dia juga anak separuh Indonesia.
Bila mau pentas saya berlatih setiap hari. Selain berlatih setiap hari gending tarian yang akan saya tarikan sering saya putar dan saya dengarkan, baik itu di mobil maupun saat di rumah. Jadi mau tidak mau suami dan anak terbiasa mendengar alunan musik gamelan Jawa.
Musik pengantar tidur
Bila menjemput dan mengantar anak- anak ke sekolah, sport dan lain sebagainya sering saya putar gending tarian ini. Anak- anak bilang "Musik zum einschlafen " atau musik pengantar tidur. Alunan musik klasik Jawa yang pelan dan lembut seakan sebagai musik pengantar tidur, kata anak- anak.
Dulu sebelum anak- anak lahir tidak terlalu terasa. Saat itu suami sering  mengantar dan menunggui bila latihan menari atau latihan gamelan, gending Jawa.
Setelah anak- anak lahir suamilah yang menjaga anak- anak selama latihan atau pentas. Sering terdengar pujian untuk suami, betapa suami sabar menemani anak- anak bila saya latihan atau pentas.
Jadi memang dukungan suami teramat penting supaya hobby bisa dilakukan. Beruntung suami mendukung dan bangga bahwa istrinya selain melakukan hobby juga mempertahankan budaya Jawa di Jerman. Dukungan suami dan anak- anak membuat saya tidak main-main dengan hobby dan kesenangan yang saya lakukan.
Hobby baru menulis di Kompasiana dan dukungan keluarga
Lebih dari satu tahun menemukan bahwa menulis itu sungguh mengasyikan, mengasah kepekaan dan kreativitas. Akhirnya menulis di Kompasiana merupakan hobby baru saya yang sungguh membahagiakan. Selain berbagi pengalaman dengan teman- teman pembaca juga berkenalan dengan banyak orang dan banyak belajar  dari mereka.